Sementara itu, beberap warga yang kedapatan melanggar atau belum disiplin menggunakan masker rata-rata pengendara yang beralasan rumahnya dekat. Mereka juga mengaku hanya bepergian sebentar ke wilayah Kanggraksan dan Kalitanjung.
Heru salah satu pengendara sepeda motor yang membonceng tiga orang anaknya. Jangankan masker, helm pun tak dipakai. “Iya lupa, lagi kan dekat, dari Sunyaragi ke sini (Kanggraksan),” ucapnya.
Heru dan ketiga anaknya yang dibonceng itu kemudian diberikan masing-masing sehelai masker untuk dikenakan saat itu juga.
Pengendara lain yang tidak mengenakan masker mengaku baru pulang dari kerja kuli bangunan. Dia lupa tidak pakai masker karena berdalih tertinggal di tempat kerja bangunanya.
Walikota menegaskan, dia tidak akan berhenti turun ke lapangan untuk memperingatkan warga. Kasus covid-19 di Kota Cirebon yang terus menanjak, cenderung berbahaya. Apalagi fasilitas kesehatan, khususnya ruang isolasi dalam kondisi kritis.
Dia pun berpesan kepada ASN untuk patuh pada protokol kesehatan. Mengingat tidak sedikit pegawai pemkot yang terpapar covid-19.
Saat ini, walikota mengakui, tugasnya bertambah berat. Mulanya, walikota membagi dua divisi di pemerintah kota dalam penanganan covid-19. Divisi pertama adalah penanggulangan yang dipimpin dinas kesehatan dan divisi pencegahan yang dipimpin langsung walikota.
Walikota juga sempat berbagi tugas, agar urusan pemerintahan ditangani sekretaris daerah, bersama wakil walikota dan pejabat lainnya. Sementara dia akan fokus ke lapangan untuk terus mengingatkan warga menggunakan masker.
Sayangnya, baru dua hari berjalan Sekretis Daerah, Drs H Agus Mulyadi MSi justru terkonfirmasi positif covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah dinas. (azs)
“Kaki Saya Masih Sakit, Tapi Harus Tetap Mengingatkan Masyarakat”
