Kesulitan mencari koran bekas dirasakan Ipul dalam dua tahun terakhir. Dia menduga koran-koran nasional makin berkurang oplahnya. Atau bisa saja sudah didaur ulang. Sehingga koran dalam bentuk untuh jadi susah didapat.
Kalaupun ada, hanya sisa buku LKS saja. Yang juga material kertasnya seperti koran namun lebih buram dan ukurannya kecil. Sedangkan permintaan yang ada, pasokan dari Jakarta dan dari koran lokal di Cirebon tidak bisa memenuhi permintaan. “Mungkin karena koran nasional sudah berkurang,” ungkapnya.
Sejak saatt itulah, ia mulai mendapatkan kiriman koran dari luat negeri. Paling banyak dari Korea. Menurut informasi yang didapatkannya, di sana koran masih banyak dicetak dan banyak yang dijual. “Mungkin di sana minat bacanya masih tinggi. Beda dengan di sini,” ucap dia.
Biasanya, Ipul mendapatkan kiriman dari banyak distributor yang berada di sekitar Jakarta, Bekasi, Tangerang. Meski telah melalui perjalanan lintas negara, juga antar kota, tapi umumnya kondisi koran luar negeri fisiknya masih baik.
Harganya sama saja dengan koran lokal. Sehingga, ia pun tak mempermasalahkan. Yang penting bisa jualan dan pembelinya pun tak berkeberatan. “Saya kan orang dagang. Yang penting ada barang. Bisa jualan,” tuturnya.
Ia pun menjual koran bekas ini dengan harga Rp90 ribu untuk setiap 10 kilogram (kg). Biasanya, sudah berupa bundel atau 1 ikat. Namun sayangnya selama pandemi ini daya beli masyarakat menurun.
Ditambah kini karena banyaknya distributor dan pasokan koran bekas kembali melimpah, karena kiriman dari luar negeri makin banyak. Kemudian penjual juga semakin banyak. Akhirnya mereka pun saling banting harga. “Sekarang tukang plastik saja jual koran bekas. Jadi ya omzet saya merosot. Ya kena pandemi juga. Kena kompetitor juga,” ungkapnya.
Saat ini, menurutnya dapat menjual sehari 10 ikat saja sudah sangat disyukuri. Pasalnya ia mesti bersaing dengan para distributor lainnya yang kadang menjual dengan harga rendah. Bahkan bisa sampai Rp85 ribu/10kg. Sehingga keuntungannya terkadang paling tinggi hanya Rp1-2 ribu per ikat.
Huruf Kanji di Bungkus Gado-gado

