SUMBER – Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon memprediksi, musim kemarauĀ tahun 2020 lebih singkat. Tidak ada kemarau panjang. Alasannya, hari tanpa hujan (HTH) kemungkinan di bawah 60 hari.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman menjelaskan, tahun ini, musim kemarau diprediksi lebih pendek jika dibandingkan dengan kondisi kemarau tahun sebelumnya. Puncaknya ada di bulan Agustus dan September.
“Kalau Agustus-September aman, dimungkinkan aman juga, terhindar dari kekeringan di tahun 2020 ini. Karena prediksinya, Agustus-September ini puncak kemaraunya,” ujar Eman, kemarin (6/9).
Ia menjelaskan, musim kemarau tahun ini dimungkinkan tidak separah tahun kemarin. Alasannya, HTH kemungkinan di bawah 60 hari, yang artinya, sebelum 30 hari, kemungkinan akan turun hujan sekali atau dua kali.
Dengan demikian, siaga kekeringan, gugur dengan sendirinya. Prediksinya juga, kekeringan tahun ini masuk kategori sedang, dan berakhir di bulan Oktober. āTidak separah tahun kemarin. Yang selama tiga bulan, tidak turun hujan sama sekali,ā tuturnya.
Pihaknya memprediksi, bulan Oktober nanti sudah mulai turun hujan. Meski demikian, saat ini sudah ada laporan yang masuk terkait daerah kekeringan. “Kalau laporan sudah ada. Cuma belum banyak. Mudah-mudahan tidak sampai terjadi kekeringan dan kekurangan air di tahun ini,” paparnya.
Sementara itu, masyarakat Kabupaten Cirebon di sejumlah daerah, mulai kesulitan air. Salah satunya dirasakan warga perumahan Griya Damai Pejambon. Padahal, mayoritas sumber airnya diambil melalui sumur bor.
Ali (27), warga perumahan Griya Damai Pejambon mengaku baru pertama mengalami kekeringan. Padahal, di tahun sebelumnya, kekeringan tidak pernah terjadi. “Ini pertama kali kita sampai kekeringan. Kemarau tahun kemarin masih aman,” kata Ali.
Dengan kondisi seperti ini, sambung Ali, dirinya terpaksa memperdalam sumur bor dengan kedalaman 30 meter. Sebab, di kedalaman 8 sampai 18 meter, air dalam tanah masih sulit didapat.
“Minimnya air dimungkinkan karena kondisi air tanah yang mengalami penyusutan. Alhasil, warga pun mengambil cara, memperdalam sumur bornya. Ada pula yang mencari sumber mata air di lain titik,” ungkapnya.
Menurutnya, dari pada menunggu musim hujan datang, sampai normalnya keadaan air, memperdalam sumur bor menjadi pilihan. Karena belum dipastikan kapan hujan mulai turun. (sam)