CIREBON – Jumlah kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata di Kota Cirebon terus mengalami peningkatan dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon, Wandi Sofyan mengatakan, hanya sektor perhotelan dan wisata kuliner serta wisata belanja mengalami peningkatan tertinggi. Rata rata ketiga sektor tersebut mengalami peningkatan hingga 60 persen dalam sebulan terakhir.
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di hotel didominasi dengan jenis kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). Sejauh ini, pihaknya telah memberikan rekomendasi kegiatan MICE terhadap sekitar 50 persen di Kota Cirebon.
“Ya dengan telah dibukanya kembali hotel-hotel untuk menyelenggarakan kegiatan pertemuan, konvensi hingga pameran, kunjungan wisatawan juga meningkat,” ungkapnya.
Kendati demikian, dibukanya kembali kegiatan MICE di hotel-hotel harus tetap menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat. Sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Walikota 28/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan AKB pada Kondisi Pandemi Covid-19 di Kota Cirebon. Khususnya untuk bidang pariwisata.
Disampaikannya, pengelola, pegawai harus dapat memastikan pengunjung menggunakan masker, dan mencuci tangan dan memastikan diri dalam kondisi sehat saat berinteraksi dan melakukan aktivitas. Sehingga, pengelola juga diwajibkan untuk melakukan pengecekan suhu tubuh kepada pengunjung sejak di depan pintu masuk.
“Kita juga akan melihat berapa kapasitasnya. Setelah itu baru diketahui berapa kapasitas maksimal yang akan digunakan. Dengan adanya pandemi ini, kapasitasnya juga akan dibatasi sampai 50 persen saja,” kata Wandi, kepada Radar Cirebon, Minggu (6/9).
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pengelola hotel untuk memperkuat pendataan terhadap para pengunjung yang datang. Meskipun merupakan prosedur yang standar, namun hal tersebut dianggap sangat penting untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 dan juga memudahkan dalam proses tracing kontak erat.
“Termasuk juga harus ada CCTV yang bisa memantau siapa saja yang datang. Namun alhamdulillah sampai saat ini belum ada klaster penyebaran covid-19 dari sektor pariwsata,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk sektor objek wisata, menurutnya peningkatannya tak terlalu signifikan dalam sebulan terakhir. Peningkatanya hanya sekitar 30 persen saja.