Terkait komposisi APBD-P 2020 ini, secara umum posturnya turun dari APBD murni 2021 sebelum refocusing yang direncanakan di Rp1,7 triliun, menjadi Rp1,5 triliun. Difokuskan untuk mengurangi defisit APBD yang tadinya muncul angka Rp82 miliar, kini sudah bisa ditekan tinggal belasan miliar. Ditambah dengan banyak potensi pendapatan daerah yang turun.
Pihaknya menyadari tahun anggaran 2020 ini hanya tersisa waktu 1,5 bulan untuk pelaksanaan program dan kegiatan, mepet sekali. Tetapi, dalam amanat pemerintah pusat, kebijakan belanja di APBD perubahan ini fokusnya masih ke penanganan covid-19, ke kesehatan, penanganan dampak sosial, dan pemulihan ekonomi.
“Untuk belanja infrakstuktur konstruksi yang besar, tidak akan keburu waktunya. Sehingga fokusnya di kesehatan dan dampak covid. Misalnya, kebutuhan penanganan covid apa yang masih kurang, ditambahin. Seperti kapasitas bed isolasi kalau mau ditambah mengantisipasi membludaknya pasien,” tuturnya. (azs)