KUNINGAN – Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Kuningan H Julkarnaen SSos mengatakan, kunjungan kerja (kunker) dewan ke luar daerah di tengah pandemi Covid-19 masih terbilang wajar-wajar saja. Selama semuanya ketat dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Kita sekarang kunker ke Pekalongan. Ya kaitan dengan pembahasan APBD Perubahan Kabupaten Kuningan TA 2020,” ujar H Julkarnaen saat diwawancarai sejumlah media di Pressroom DPRD Kuningan, kemarin (11/9).
Dia menyebut, dipilihnya Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, karena dianggap jarak tempuhnya lebih dekat dan daerah aman dari Covid-19. Ada sebanyak 25 orang yang masuk dalam Banggar DPRD Kabupaten Kuningan.
“Ya karena Pekalongan itu relatif lebih aman dibanding daerah lain. Kita di sana juga bisa saling belajar. Bisa jadi kita niat belajar ke mereka, tapi faktanya mereka belajar ke kita. Kan bisa saja, dan ini terjadi berkali-kali dalam kunjungan Komisi DPRD,” tutur Jul, sapaannya.
Terkait adanya pihak ketiga untuk memfasilitasi kunker ke Pekolangan, dalam hal ini dilaksanakan melalui Event Organizer (EO), Jul membenarkan adanya EO kunker ke luar daerah. Begitupun dengan kunker beberapa hari yang lalu, pihak ketiga juga dilibatkan.
“Iya pakai pihak ketiga (EO). Mungkin itu saran dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) agar nanti lebih memudahkan dari sisi pemeriksaan,” ujarnya.
Apakah pihak ketiga melalui sistem penunjukan langsung atau lelang, Jul mengaku tidak mengetahui pasti hal tersebut. Termasuk siapa pihak ketiga yang dipilih, ia betul-betul tidak mengetahuinya.
“Wah saya nggak ngerti kalau soal kenapa pihak ketiganya ini, saya tidak tahu,” ucap Jul.
Apakah ada regulasi tertentu harus melalui lelang atau sistem penunjukan langsung, ia menyebut tidak ada aturan khusus jika harus melalui sistem lelang. Sebab pengelolaan anggaran tidak lebih dari batasan lelang.
“Sebab sekali berangkat ini berapa sih, tidak sampai angka Rp400 juta, bahkan Rp100 juta mungkin kurang. Jadi, angkanya tidak melewati ambang batas anggaran yang harus dilelang,” sebutnya.
Sementara itu, salah seorang pemerhati Kuningan Yudi Mulyadi menyayangkan banyaknya agenda kunker dewan, padahal saat ini pandemi Covid-19 makin merajalela. Seharusnya, kata Yudi, dewan bisa melihat realita yang ada di Kuningan terkait banyaknya warga terdampak pandemi Covid-19.