MAJALENGKA – Sejumlah angkutan kota (angkot) di Majalengka kesulitan menghadapi pandemi corona. Pasalnya hingga saat ini pendapatan mereka tak kunjung membaik meski pemerintah sudah mulai melonggarkan peraturan berkenaan dengan penanganan Covid-19.
Awak angkutan jalur 1C, Karman (55) menuturkan, pandemi covid-19 ini telah melumpuhkan mata pencahariannya. Selama pandemi, dirinya sulit mendapatkan penumpang. Sementara, mayoritas penumpang angkot saat ini adalah pedagang di pasar, anak sekolah dan pekerja pabrik.
“Selama pandemi ini, terhitung sejak Maret lalu sekolah libur, pariwisata tutup dan orang kerja pabrik sepi. Apalagi ada pembatasan aktivitas jadi penumpang semakin sepi,” tuturnya, Rabu (16/9).
Meski saat ini sekolah sudah mulai dibuka berikut dengan objek wisata, Karman menilai kondisi belum banyak membantu memulihkan pendapatan sopir angkot. Sebab, meski sekolah sudah mulai dibuka, namun aktivitas pembelajaran belum berjalan normal. Kondisi itu, lanjut dia menjadi permasalahan tersendiri.
“Mau gimana lagi pekerjaan lainnya juga sulit,” ucap pria asal Kecamatan Jatiwangi ini.
Sopir angkot lainnya Aan (48) menambahkan dirinya terpaksa mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Terkadang, menjadi buruh tani atau ikut bergabung di pangkalan ojek menjadi rutinitas yang kini mulai dijalani.
”Terkadang ikut ngojek menggantikan teman atau saudara yang libur,” imbuh Aan.
Situasi sulit yang dihadapi awak angkot akibat pandemi Covid-19 diakui oleh Ketua DPC Organisasi Angkatan Darat (Organda) Kabupaten Majalengka, Anung Nurjaman.
Dia menjelaskan, hanya sebagian kecil saja angkot yang masih beroperasi, selebihnya sudah tak beroperasi lagi.
“Yang masih beroperasi hanya sebagain kecilnya saja, hanya sekitar 30 persen dari jumlah angkutan yang ada,” tandas Anung. (ono)