Dia menjelaskan, walaupun belum mencapai 2,5 tahun, namun Tatib DPRD memberikan ruang kepada komisi apabila ada reposisi pimpinan alat kelengkapan. Sehingga ia mengakui reposisi AKD tersebut sama sekali tidak melanggar tatib.
“Kita sekarang di setiap komisi ada, tapi posisinya hanya sebagai anggota komisi. Tidak ada posisi ketua. Iya kemarin ada Komisi I diketuai oleh Pak Gozali dari Fraksi PKB, dan atas kompromi yang dilakukan beberapa fraksi, ternyata Ketua Komisi I diganti atau berubah komposisinya, dan Pak Gozali tidak lagi menjadi Ketua Komisi I,” bebernya.
Ditanya apakah merasa tersingkirkan karena tidak diberi posisi pimpinan komisi, Ujang menyebut hal itu biasa-biasa saja. Kendati sebagai partai koalisi pemerintah, PKB tidak merasa disingkirkan dari jabatan strategis di AKD.
“Alat kelengkapan itu tidak segalanya. Apakah anggota Fraksi PKB ini menjadi ketua, wakil ketua ataupun sekretaris pada AKD, ataupun sebaliknya tidak menjadi ketua, wakil ketua maupun sekretaris pada AKD, bagi kami tidak ada masalah,” tandasnya.
Pada hakekatnya, kata Ujang, seorang anggota dewan itu paling penting adalah bagaimana bentuk pengabdian terhadap rakyat. Jadi, yang terpenting bagi PKB adalah memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Itu paling penting, kalau sekarang ada reposisi soal AKD, tidak ada masalah, bagi kami tidak apa-apa. Tadi saya kumpul dengan anggota fraksi, semua menyatakan reposisi, ya tidak apa-apa. Toh itu mungkin kesepakatan-kesepakatan yang dibangun beberapa fraksi, sehingga jadilah kesepakatan seperti ini. Ya saya hormati, saya orangnya selalu menghormati banyak orang atas sikap dan tindakan,” tandas Ujang diplomatis.
Di luar itu, perombakan AKD dengan adanya pergantian posisi Ketua Komisi I dan II dari Fraksi PKB dan Fraksi Gerindra Bintang, membuat suhu politik di internal DPRD kembali memanas. Bahkan muncul isu diamputasinya PKB dan Gerindra dari posisi pimpinan AKD, disinyalir karena duet Ujang-Dede Ismail cukup kuat sejak lama.
Terlebih kedua pimpinan parpol ini sudah memastikan diri akan maju pada Pilkada 2023 mendatang. Jika diduetkan Ujang dan Deis (Dede Ismail) sebagai bakal pasangan Cabup-Cawabup Kuningan mendatang, dua partai ini sudah cukup untuk berkoalisi, dengan jumlah 13 kursi DPRD, masing-masing Fraksi PKB 6 kursi, dan Fraksi Gerindra Bintrang 7 kursi. (muh)