Selama menjalani isolasi, yang paling tidak bisa ia lupakan adalah stigma dan dampak sosial dari statusnya menjadi pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Menurutnya, saat itu tidak ada warga yang berani lewat di depan rumahnya, karena mungkin takut terpapar Covid-19.
Bahkan yang paling miris, ia sempat diisukan meninggal dunia. Hal tersbeut terungkap, setelah ada kerabatnya dari luar desa yang datang sambil membawa beras untuk melayat.
“Sehari sebelumnya, saya saat itu membagikan ikan ke masyarakat, karena saya habis menggelar lomba mancing dengan teman alumni pondok pesantren. Ikan yang saya bagikan dibuang warga, karena saking takutnya terpapar Covid-19,” jelasnya.
Namun, ia tak ambil pusing dengan kondisi tersebut. Diaa fokus pada proses pemulihan kondisi kesehatan dengan makan teratur dan mengonsumsi makanan-makanan sehat serta buah-buahan.
“Saya makan sampai 4 kali dalam sehari. Belum ditambah makanan-makanan lainnya. Sekarang kelihatan agak gemuk, saya naik 4 kilo. Mungkin yang harus ditekankan di sini adalah peran Dinkes dalam mengedukasi masyarakat terkait virus ini. Sehingga stigma dan dampak sosialnya tidak memperburuk situasi yang terjadi,” ungkapnya.
Ia pun mencontohkan kasus yang dialami salah satu warganya yang juga terpapar Covid-19. Meskipun hanya kepala keluarganya yang terpapar Covid-19, namun stigma yang muncul seolah-olah keluarga tersebut terpapar seluruhnya.
“Saya kasihan sekali. Istri dari salah satu warga saya itu sampai telepon istri saya untuk dibantu sembako dan lain-lainnya, karena uangnya tidak laku di warung. Tidak ada yang mau menerima uangnya, karena takut dengan virus tersebut,” katanya.
Salah satu yang mendorongnya ikut mendonorkan plasma darah tersebut, karena ia ingin menolong pasien Covid-19 lainnya, yang saat ini masih berjuang untuk sembuh dan pulih seperti sedia kala.
“Saya murni karena alasan kemanusiaan. Tidak ada maksud lain. Setelah mendengar penawaran untuk donor plasma, saya langsung setuju,” ucapnya.
Agar bisa menjadi pendonor plasma darah, rupanya tidak mudah. Ada beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi agar sesorang yang baru saja sembuh dari Covid-19 bisa mendonorkan darahnya.