Dalam rangka konferensi, diadakan pawai keliling kota. Dalam pawai mereka mengenakan topi putih yang diikat pita merah serta masing-masing membawa berbagai senjata sambil meneriakkan yel-yel Soviet.
Mereka juga membawa bendera merah berlambang palu arit yang menjadi identitas PKI. Pawai itu bertujuan untuk mengadakan pamer kekuatan.
Konferensi itu, setidaknya dihadiri oleh sekitar 3.000 orang. Sementara konferensi berlangsung, aksi-aksi kekerasan Laskar Merah semakin meningkat untuk memancing insiden dengan kelompok lain. Dalam pidato sambutannya Mohammad Joesoeph, memberikan pujian terhadap Uni Soviet (Rusia) yang telah mendukung revolusi sosial di Indonesia di forum Dewan Keamanan PBB.
Seperti sudah direncanakan, insiden pun pecah. Insiden ini merupakan awal dari gerakan Mohammad Joesoeph. Sebagai sasaran tindakan-tindakan kasar Laskar Merah adalah kesatuan Polisi Tentara. Tiga hari menjelang peringatan Maulud, tepatnya tanggal 12 Februari 1946.
PKI memulai aksinya dengan menyebarkan isu bahwa Polisi Tentara telah melucuti anggota Laskar Merah yang datang dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur di Stasiun Cirebon.
Menurut catatan Budayawan Noerdin M Noer yang tersimpan di Depo Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Cirebon, PKI lahir di Kota Cirebon sejak 7 November 1945. Ketika itu, kemunculan PKI pimpinan MR Mohammad Joesoef ke permukaan telah dinyatakan ilegal.
Kehadiranya tak dikehendaki oleh kelompok lain. Mengingat kondisi sosial politik di Cirebon saat itu tidak stabil. Adanya pertentangan antara golongan moderat dengan golongan revolusioner mengenai cara dan untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, justru dimanfaatkan oleh PKI untuk menguasai politik.
Mereka mempersiapkan pemberontakan. Mereka memulainya dengan menarik simpati masyarakat Cirebon.
Dalam buku tersebut, disampaikan bahwa kedatangan Laskah Merah ke Cirebon terjadi pada 9 Februari 1946. Mereka membawa sejata lengkap dan menginap di Hotel Reebrinck yang juga dikenal dengan Hotel Grand.
PKI kemudian menyebarkan isu bahwa polisi tentara telah melucuti anggota Laskar Merah yang baru datang dari Jawa Tengah. Polisi Tentara Cirebon saat itu, Letda D Sudarsono datang ke Stasiun Cirebon untuk menemui bintara jaga untuk memastikan kebenaran isu tersebut.