CIREBON –Outlet Samsat yang berada di lantai 2 Gunungsari Trade Center (GTC), berjalan normal. Konflik internal antara PT Toba Sakti Utama (TSU) dan PT Prima Usaha Sarana (PUS) yang saling mengklaim hak pengelolaan gedung, tidak berpengaruh pada pelayanan.
Meski demikian, bila konflik internal antar dua perusahaan tersebut terus berlarut-larut, pihak Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah (P3D) Bapenda Jabar Wilayah Kota Cirebon, berencana untuk mencari alternatif lokasi lain untuk disewa.
Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan P3D Bapenda wilayah Kota Cirebon, Nanang Sulaeman S Sos menjelaskan, pihaknya melakukan sewa termpat di gedung GTC tersebut dengan sistem tahunan. Kebetulan, sewa tempat untuk tahun ini, segera berakhir di bulan November mendatang.
Di sisa waktu 1,5 bulan ini pihak P3D harus sudah bersiap membuat keputusan apakah akan memperpanjang sewanya di GTC, atau mencari alternatif lokasi lain yang akan disewa dan dijadikan Outlet Samsat Kota Cirebon.
“Permasalahan ini sudah kita laporkan ke kepala Bapenda Jabar di Bandung, nanti yang akan membuat keputusan ada di pimpinan, kami hanya menjalankan tugas,” ujar Nanang, kepada Radar Cirebon, Senin (28/9).
Nanang menegaskan, pihaknya tidak ikut campur urusan internal pengelolaan GTC. Sebab, posisinya hanya sebagai penyewa, yang menjalankan kegiatan pelayanan publik pada lokasi gedung yang disewa tersebut.
“Untuk persoalan yang terjadi sekarang, silakan dislesaikan internal mereka. Kami tidak ikut campur, bagi kami yang utamanya adalah pelayanan publik kepada masyarakat dapat terlayani dengan baik,” ungkapnya.
Sejak dua pekan terakhir konflik internal perusahaan pengelola gedung GTC mengemuka, pelayanan di Outlet samsat juga masih berjalan seperti biasa dalam melayani pembayaran pajak kendaraan bermotor, dan layanan lain sebagainya.
“Pelayanan kami tetap normal seperti biasa. Sekitar 80 sampai 100 orang masih datang ke kantor untuk kita layani per harinya,” imbuhnya. (azs)