Dua Cita-cita Jurnalis Senior dan Budayawan Cirebon, Nurdin M Noer yang Tertunda

keluarga-nurdin-m-noer
Keluarga Nurdin M Noer. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Tahun 1980, Nurdin M Noer bergabung dengan Radio Sindangkasih FM. Di situ lah dia bertemu dengan tambatan hatinya, yang kemudian menjalin rumah tangga dan menemani almarhum hingga menghembuskan nafas terakhir.
“Saya juga dulu penyiar di Radio Sindangkasih. Mungkin ketemu jodohnya di situ,” ujar Sri Amanah.
Dari ribuan karya tulis yang telah ditorehkan Nurdin M Noer, Sri Amanah mengaku masih ada cita-cita dan rencana almarhum yang belum terealisasi. Yakni, proses digitalisasi dari Kamus Bahasa Cirebon yang telah disusunnya bersama LSBC dan pihak terkait lainnya. Sehingga Bahasa Cirebon akan tetap lestari di tengah kemajuan zaman.
Selain itu, lanjut Sri Amanah, almarhum juga punya rencana menatar para guru secara berkelanjutan, untuk memperdalam pengetahuan Bahasa Cirebon. Sehingga, bisa bermanfaat dalam proses pengajaran Bahasa Cirebon oleh para guru kepada murid-muridnya.
“Pengennya keluarga, dari pemda baik kota maupun kabupaten, ada realisasi menerapkan rencana digitalisasi Kamus Bahasa Cirebon. Menerapkan standar Bahasa Cirebon yang sudah disusun bersama LSBC. Lalu menatar para guru yang khusus mengajar mata pelajaran (Mapel) Bahasa Cirebon ini. Supaya ke depan, Bahasa Cirebon tetap lestari,” ujarnya.
Desi Persia, anak almarhum mengungkapkan upaya ayahnya melestarikan Bahasa Cirebon, sempat direspons dari pemerintah pusat. Ayahnya pernah beberapa kali diminta oleh Badan Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangkan karya-karya tulisnya yang berbahasa Cirebon.
Desy menambahkan, ayahnya memang sejak usia 50 tahun divonis punya penyakit gula. Sudah beberapa minggu gula darahnya tidak stabil. Sehingga almarhum lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah.
Rabu siang (30/9), almarhum masuk Rumah Sakit Putra Bahagia, dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu malam pukul 23.30 WIB.
Almarhum meninggalkan seorang istri yakni Sri Amanah, dan dua orang anak, yakni M Rendra Manfalutfy dan Desi Persia. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar