Dibanding daerah lain di Ciayumajakuning, Kota Cirebon menurutnya jauh tertinggal dari sisi sarana prasarana. Daerah lain telah menggunakan wall climbing dengan ketinggian 12 meter. Sementara yang dmiliki oleh FPTI Kota Cirebon hanya yang yang berketinggian 8 meter.
“Kalau soal presatasi, Cirebon termasuk yang paling bagus. Karena ada beberapa atlet kita yang sudah lolos ke Pelatda untuk PON,” ungkapnya.
Dia pun berharap ke depan, penataan untuk kawasan Bima bisa segera diperbaiki. Supaya atlet dapat fokus berlatih dan mencetak prestasi untuk Kota Cirebon.
Sementara terkait dengan penataan kawasan olehraga Bima, Ketua UPT PPOR DKOKP Kota Cirebon, Eka Madya mengatakan, terkait dengan pengelolaan kawasan Bima yang telah diserahkan oleh Kemenkeu, tahun lalu masih berada di tangan Bagian Aset Badan Keuangan Daerah (BKD). DKOKP sendiri baru mengelola Stadion Madya dan GOR Bima saja.
“Kalau secara keseluruhan, rencananya tahun sekarang dibikin DED-nya. Tapi karena ada Covid, ditunda,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku beberapa upaya sudah dilakukan. Seperti pembersihan kawasan dan juga pemetaan tempat latihan olahraga bagi atlet. Menurutnya, dari semua cabor sebagian besarnya sudah mempunyai tempat untuk berlatih.
“Kita sedikit demi sedikit lah. Sekarang cabor cabor sudah ada di situ (Bima Madya). Untuk tenis sudah ada dan yang baru juga sudah ada tempatnya,” ungkapnya.
Dirinya juga berharap masukan dari masyarakat terkait dengan penataan kawasan Bima menjadi bisa pertimbangan. “Adapun nanti ada kawasan hijau dan kawasan ekonomi kreatif, bisa jadi menjadi masukan. Tapi secara ruh, tetap kalau olahraga yang menjadi intinya,” pungkasnya. (awr)