SUMBER – Kabupaten Cirebon masih belum bebas dari Open Defecation Free (ODF). ODF adalah, kondisi setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Jumlah partisipasinya pun masih rendah, bahkan belum setengahnya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni SKM MKes kepada Radar Cirebon, kemarin. Menurutnya, saat ini baru sekitar 170 desa yang sudah mendeklarasikan bebas ODF. Jumlah tersebut masih sangat jauh dari jumlah total desa yang ada di Kabupaten Cirebon, yakni 412 desa dan 12 kelurahan.
“Angkanya masih rendah, baru sekitar 170 desa yang sudah mendeklarasikan diri bebas ODF. Masih banyak yang belum. Ada beberapa kendala yang kita hadapi di lapangan,” ujar Eni.
Ditambahkannya, kendala yang paling dirasakan adalah pandemi Covid-19. Sehingga, banyak anggaran dan kegiatan yang teralihkan. Target yang sebelumya sudah dipasang, akhirnya tidak bisa dieksekusi.
“Saat ini banyak kegiatan yang dialihkan untuk penanganan Covid-19. Salah satunya anggaran untuk sosialisai dan program ODF, baik yang ada di dinkes atau di dinas lain,” imbuhnya.
Namun demikian, dinkes, menurut Eni, akan me-review kembali program bebas ODF yang gagal dieksekusi pada tahun anggaran 2020. Dan mencanangkannya kembali pada tahun depan.
“Tahun depan kita genjot lagi. Target tentu sudah kita pasang. Mudah-mudahan lancar dan tidak terkendala persoalan lain,” jelasnya.
Ada banyak ancaman penyakit yang bisa muncul dengan kondisi masih tingginya buang air bear sembarangan. Di antaranya penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan lain-lain.
“Yang paling dirasakan bisa mencemari lingkungan dan bisa menyebabkan penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan lain-lain,” ungkapnya. (dri)