Pengelolaan Sumber Air Masih Buruk

0 Komentar

SUMBER – Kondisi infrastruktur Daerah Irigasi (DI) di Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, memprihatinkan. Sebab, kondisi pintu air di DI terbuat dari batang pohon pisang. Kondisi itu mencerminkan pengelolaan sumber air yang buruk.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, H Daddy Rohanady menyesalkan kondisi pintu air yang ditemukan saat melakukan kunjungan kerja di DI Leuwijawa, Desa Cimara, Kecamatan Mandirancan, serta Cisamaya Bendung, Cidogdog, Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang.
“Sungguh ironis. Sangat memalukan masih ditemukan kondisi seperti ini. Saya benar-benar merasa amat sangat prihatin,” kata Daddy, usai kunjungan kerja Komisi IV ke UPTD PSDA Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dan meninjau daerah irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Kuningan serta Kabupaten Cirebon, belum lama ini.
Padahal, kata politisi Partai Gerindra itu, APBD Jawa Barat tahun 2020 nilainya fantastis. Yakni sebesar Rp43 triliun lebih setelah perubahan. “Tapi masih ditemukan kasus seperti ini. Tak habis fikir!” tuturnya.
Mestinya, sambung Daddy, hal itu tidak boleh terjadi. Mengingat, Jabar merupakan lumbung padi nasional. “Bagaimana mungkin provinsi yang dijadikan lumbung padi nasional tetapi kondisi bendungan dan pintu airnya masih seperti ini?” tegasnya.
Kondisi itu benar-benar menyedihkan. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan berfungsinya irigasi secara optimal pada setiap bendungan yang ada. Betapa tidak, pintu-pintu air yang ada di tiap bendungan berfungsi untuk mengatur distribusi air.
Selain itu, peran para petugas lapangan di setiap sub unit pelayanan (SUP) amat membantu semua itu. Kondisi itu masih diperparah dengan tidak adanya pengatur naik-turunnya pintu air.
“Saya yakin, masih banyak pintu air yang kondisinya seperti ini di UPTD PSDA lainnya. Kalau kita mau menjadi lumbung padi nasional, kiranya hal seperti ini jangan sampai terjadi,” tukasnya.
Menurutnya, Jabar sudah memiliki Perda Nomor 4 Tahun 2012 tentang Kemandirian Pangan Daerah. Jangan sampai penegakan perda tersebut hanya ditunjang dengan batang pohon pisang.
“Kita juga harus memperhatikan nasib petani yang benar-benar membutuhkan air. Sejatinya, pintu air sangat berguna untuk menjaga ketinggian permukaan air sehingga dapat terbagi dengan lebih lancar,” tegasnya.

0 Komentar