SUMBER – Jumlah instruktur senam di Kabupaten Cirebon cukup banyak. Namun, tidak semuanya memiliki kompetensi senam. Tidak sedikit pula mereka yang belajar otodidak, tanpa memahami teknik senam sesungguhnya.
Demikian disampaikan, Pimpinan Lembaga Kursus dan Pelatihan Tempat Uji Kompetensi (LKP TUK), Happy Body Center, Happy Sofiana, kepada Radar Cirebon, kemarin (4/10).
Karena itu, kata dia, pihaknya menggelar uji kompetensi level 2 program kecakapan kerja (PKK) dari Lembaga Sertifikasi Kompeten Senam Indonesia (LSKSI) Kemendikbud, di aula Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Sabtu (3/10).
Ada 34 orang yang mengikuti uji kompetensi. Berdasarkan catatan LKP TUK sendiri, sudah ada 100 lebih instruktur senam yang teruji kompetensinya. “Tujuan untuk melegalitaskan instruktur aerobik yang lebih berkompeten,” terangnya.
Menurutnya, instruktur senam yang profesional itu harus bisa menguasai anatomi tubuh dan penanganan crdera. Artinya, tidak mudah menjadi instruktur senam. Ada ujian dan pelatihan senam tersendiri. “Bahkan, ada tiga level menjadi instruktur senam yang profesional,” terangnya.
Dia mengungkapkan, dari pengamatan di lapangan, masih banyak instruktur senam yang digunakan, padahal mereka tidak memiliki kompetensi. “Artinya, menggunakan jasa instruktur senam harus lebih jeli, termasuk pemerintah daerah,” jelasnya.
Selain itu, tambah dia, pemerintah daerah juga harus bisa memberikan pembinaan kepada instruktur senam agar lebih terorganisir. “Selama ini, kadang, jasa instruktur senam hanya digunakan di momen-momen tertentu, setelah itu tidak diperhatikan,” pungkasnya. (sam)