Lima hari pasca penggunaan Hotel Langensari sebagai fasilitas ruang isolasi pasien positif Covid-19, sudah 19 orang yang menjalani isolasi di hotel tersebut. Rata-rata dari mereka, sejauh ini tidak menunjukan gejala klinis yang serius.
AZIS MUHTAROM, Cirebon
KEPALA Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Cirebon, dr Hj Juliantina Mulus Rahaju menyebutkan, per tanggal 5 Oktober 2020, atau hari kelima sejak fasilitas hotel tersebut dijadikan tempat isolasi pasien positif tanpa gejala, saat ini sudah terokupansi oleh 19 orang pasien.
Sedangkan kamar yang digunakan untuk fasilitas isolasi pasien positif, sejauh ini hanya ada 30 kamar. Sebab sisanya diisi oleh tenaga kesehatan yang menjalani isolasi. Kemudian, satu kamar menjadi posko tim medis yang bertugas memantau kondisi pasien di Hotel Langensari.
Selain itu, pasien terkonfirmasi positif juga masih ada yang isolasi di Gedung Diklat BKKBN, sebanyak 13 orang. Sehingga, total pasien positif yang menjalani isolasi pada dua fasilitas lokasi isolasi yang disediakan oleh Pemkot Cirebon, berjumlah 32 orang.
Dari total pasien positif yang isolasi, ada juga yang dilaporkan sudah sembuh dan sudah boleh pulang, sebanyak 10 orang.
Sedangkan keberadaan pasien yang menjalani isolasi di rumah sakit, untuk pasien terkonfirmasi positif asal Kota Cirebon, per 4 Oktober, berjumlah 33 orang. Total ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Cirebon, sebanyak 142 bed.
“Persentase okupansi di RS terhadap warga Kota Cirebon yang dirawat, ada 23 persen. Kalau jumlah ruang/bed isolasi pasien Covid-19 pada seluruh RS di Kota Cirebon, mungkin jumlahnya lebih dari itu. Karena mereka juga bisa saja menerima pasien dari daerah lain,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr H Edy Sugiarto MKes menjelaskan, dari kemunculan kasus terkonfirmasi positif Covid-19, hampir 50 persen menunjukan tanpa gejala (OTG). Penanganannya cukup dilakukan isolasi mandiri di rumah, perbanyak istirahat dan konsumsi vitamin.
Hal ini juga berlaku bagi pasien positif dengan gejala ringan yang biasanya memiliki persentase 35 persen dari total kasus terkonfirmasi positif. Namun dengan pengawasan yang lebih ketat dan mesti intens berkomunikasi dengan petugas medis, atau surveilance puskesmas setempat.