CIREBON – Polemik terkait posisi Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon belum usai. Di tengah kabar adanya 17 kandidat calon sultan, Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo menyampaikan pernyataan sikapnya.
Dalam keterangan tertulis kepada Radar Cirebon, Asyayiidi Muh Abdullah Ma’dun bin Asyayiidi Mbah Suyuti Al-Azamatkhon yang merupakan Pendiri Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo menyampaikan pemberitahuan kepada elemen masyarakat dan keluarga keraton Cirebon. Bahwa gerakan yang dilakukan adalah meluruskan Sejarah Peteng di Keraton Kasepuhan Cirebon.
“Dengan ini saya haturkan salam hormat kepada keluarga keraton yang ada di Cirebon, sekaligus yang terhormat kepada keluarga pondok pesantren Wilayah lll Cirebon dan masyarakat pada umumnya,” tulisnya.
Disampaikan dia, pernyataan sikap tersebut mewakili keluarga besar trah Asyayiidi Mbah Pangeran Sholeh Zam Zami Marga Al- Azamakhon Pendiri Pondok Pesantren Benda Kerep Cirebon. Bahwa gerakan keluarga besar trah Asyayiid Mbah Pangeran Sholeh Zam Zami tidak ada maksud dan tujuan untuk ambisi menjadi Sultan Kesepuhan Cirebon atau keraton lainnya yang ada di Cirebon.
Dikarenakan, ada pepatah dari leluhur yang dipegang teguh sampai saat ini. “Intinya pepatah tersebut; bahwa anak cucu saya tidak boleh untuk menjadi Sultan di Cirebon yang sekarang ini,” katanya.
Oleh karena itu, tidak boleh memaksakan kehendak untuk menjadi Sultan Kesepuhan Cirebon atau lainnya. Dikwatirkan dampaknya kena wilalat dari leluhur sendiri. Dengan demikian, bila ada oknum di salah satu kalangan Keluarga Besar Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo dan Keluarga Pondok Pesantren Benda Kerep Cirebon agar tidak ditanggapi.
Begitu pula di keluarga, jikalau ada dari salah satu kelompok menginginkan untuk menjadi Sultan Kesepuhan Cirebon agar tidak diterima.
Berkaitan dengan polemik Keraton Kesepuhan Cirebon, keluarga Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo/Keluarga Pondok Pesantren Benda Kerep Cirebon menolak Penobatan Lukman Dzulkaidin sebagai Sultan Sepuh XV, dikarenakan bukan trah Kanjeng Syekh Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Jati Cirebon). (awr)