CIREBON – Tingkat kunjungan wisata Kota Cirebon hingga triwulan III mencapai 420.643. Berdasarkan data Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon, angka kunjungan masih fluktuatif mengikuti kebijakan pemerintah dalam penanganan covid-19.
Kepala Bidang Pariwisata DKOKP, Wandi Sofyan menuturkan penyumbang angka kunjungan wisata berasal dari kunjungan hotel bintang, non bintang, objek wisata, event, resto dan cafe. Adapun hingga data di triwulan III, kunjungan didominasi wisatawan domestik.
Sejak triwulan II, jumlah wisatawan asing sudah mulai berkurang. Terutama dari hotel berbintang, di twirulan I kunjungan mencapai 16.972, mulai berkurang saat mulai pandemi di triwulan II menjadi 3.355, dan kini di triwulan II hanya ada 23 di hotel bintang di Cirebon.
“Masih belum ada wisatawan asing yang datang ke Cirebon. Dari data yang ada ini semuanya ekspatriat yang memang berdiam di sini dan tak bisa pulang,” paparnya.
Kemudian untuk domestik di triwulan III didominasi oleh kunjungan objek wisata dan event. Dari data tersebut kunjungan pada objek wisatawan baru sebanyak 20-30 persen. Selebihnya didominasi oleh event yakni, resepsi pernikahan, gathering, dan sejenisnya yang mulai digelar.
“MICE juga mulai digelar di beberapa hotel, namun dalam bulan terakhir dengan adanya PSBB Jakarta mulai banyak yang ditangguhkan atau dibatalkan,” tuturnya.
Sebagian besar kunjungan nampaknya masih didominasi pada hotel berbintang. Wandi mengaku, belum bisa memprediksi kunjungan di triwulan ke-IV. Pasalnya dampak PSBB Jakarta juga baru akan telrihat di triwulan ke-IV.
Hal ini juga turut dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam bulan ini serta status Kota Cirebon dan angka pasien covid-19. “Protokol kesehatan harus terus beriringan inilah yang akan menjadi barometer bagaimana kunjungan wisatawan di triwulan IV,” ungkapnya.
Melihat grafik kunjungan resto dan cafe dari triwulan I hingga III terjadi penurunan secara signifikan. Menyikapi hal ini, Wandi pun terus mengingatkan para pelaku usaha untuk memperketat protokol kesehatannya.
Menurutnya terjadi karena adanya kekhawatiran masyaraakat akan kondisi Kota Cirebon dan cenderung memilih untuk menahan diri sejenak. “Saat ini evaluasi pada pelaku usaha terutama resto dan cafe adalah jumlah pengunjung, kala weekend biasanya pengunjung membludak dan kadang kursi yang telah disilang tetap ditempati dengan dalih pelanggan adalah keluarga. Hal ini yang harus diperhatikan lagi oleh para pelaku usaha,” pesannya. (apr)