Petani Keluhkan Hama dan Kelangkaan Pupuk Subsidi
SUMBER – Kabupaten Cirebon merupakan wilayah surplus penghasil sentra padi. Saat ini sedang musim panen gadu kedua. Kepada Radar Cirebon, pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar menyampaikan, gadu merupakan musim yang ditunggu-tunggu petani di penghunjung tahun 2020.
“Alhamdulillah, dari bulan September sudah masuk masa panen,” ungkap Tasrip kepada Radar Cirebon, Kamis (8/10).
Saat ini, panen gadu atau MT2, sedang berlangsung. Dari total 52.000 hektare sawah di Kabupaten Cirebon, 60 persen sudah panen sejak awal September 2020. Sisanya, kurang lebih 22.500 hektare, sedang melaksanakan panen.
Namun, ada sejumlah kendala yang dihadapi para petani di musim tanam gadu kedua. Yakni, banyaknya serangan hama dan penyakit. Seperti sundep atau beluk, dan wereng cokelat. Lalu, pupuk bersubsidi mengalami kekurangan.
“Akibatnya, walau secara produksi padi cukup berhasil, tetapi harus menanggung biaya produksi yang tinggi. Khususnya untuk pembelian insektisida atau fungisida, serta pembelian pupuk non subsidi,” kata Tasrip.
Begitu juga para petani yang sedang melaksanakan Indeks Pertanaman (IP 300) tanam ketiga. Kendalanya adalah, sama sekali belum mendapatkan pupuk bersubsidi. “Diperkirakan, luas tanam IP 300 di Kabupaten Cirebon seluas 10.000 hektare. Hingga saat ini belum mendapat pupuk subsisi,” lanjut Tasrip.
Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mengakui, saat ini terjadi kelangkaan pupuk subsisi. Kelangkaan tersebut tidak hanya di Kabupaten Cirebon, melainkan terjadi secara nasional.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Dr Ir H Ali Effendi MM mengaku telah menerima banyak keluhan dari para petani terkait sulitnya mendapat pupuk subsidi. Pihaknya merasa perlu meluruskan beberapa hal. Di antaranya, kelangkaan tersebut terjadi secara nasional.
“Tidak hanya Cirebon yang mengalami kondisi tersebut. Ini terjadi secara nasional. Sebelumnya, Pak Menteri Pertanian datang ke Cirebon, mengundang sejumlah kepala dinas dari Jabar dan Jateng. Saat itu beliau menjelaskan terkait kondisi pupuk yang saat ini mengalami kelangkaan,” ujar Ali.
Ditambahkan Ali, untuk amannya, Kabupaten Cirebon membutuhkan pupuk sebanyak 28 ribu ton. Hal ini karena area sawah di Kabupaten Cirebon masa tanamnya sampai dengan tiga kali. Saat ini, pemerintah baru merealisasikan sekitar 23 ribu ton, sehingga masih ada selisih sekitar 5.000 ton.