“Pelurusan hoax itu cukup di Dinas Kominfo saja yang bekerja. Edukasi masyarakat dengan program-program yang terencana dengan baik. Sebab, warga Kuningan belum tentu semua mengikuti influencer. Mereka biasanya memiliki referensi-referensi dari sumber terpercaya lainnya. Bisa melalui pemberitaan di media-media yang dapat dipertanggungjawabkan,” tuturnya.
“Jika menggunakan influencer, followers-nya itu kebanyakan masyarakat Kuningan atau bukan? Sebab netizen itu sangat sulit ditebak dan dipetakan dari mana mereka berasal. Siapa saja yang menjadi tokoh-tokoh influencernya? Atas dasar pertimbangan lima hal itu, saya tidak setuju menghamburkan uang hanya untuk menangkal hoax. Sementara informasi itu jutaan, bahkan lebih, sangat perlu untuk dipilah,” imbuh mantan Aktivis Ikatan Mahasiswa Kuningan (IMK) Wilayah Cirebon ini, menekankan.
Sebelumnya, Sabtu (10/10), Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH secara resmi telah mengundang para influencer Kuningan ke Pendopo. Itu sebagai langkah awal pemerintah daerah untuk membangun kerja sama dalam menangkal informasi hoax yang beredar di masyarakat.
Sejumlah influencer maupun content creator seperti personal vlogger, food vlogger, beauty vlogger, fashion vlogger, travel vlogger hingga health vlogger bertemu langsung dengan Bupati H Acep Purnama SH MH yang kala itu didampingi Kepala Diskominfo Drs Dadi Hariadi MSi, dan Ketua TP PKK Hj Ika Acep Purnama.
Pertemuan tersebut sekaligus menjadi ruang untuk mempererat silaturahmi antara influencer dengan pemerintah daerah dalam menyikapi kondisi dan situasi sekarang.
Dalam keterangan persnya, Bupati berharap agar para influencer membantu sosialisasi informasi protokol kesehatan Covid-19 dan mewaspadai informasi hoax. Sebab saat ini, pemerintah harus melibatkan semua elemen yang ada dengan istilah konsep Pentahelix.
“Kita semua punya tanggung jawab moral untuk bersama-sama melawan Covid-19 melalui protokol kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat dan bahagia. Kegembiraan dalam menangani Covid-19 dapat menaikan imunitas,” ujarnya.
Dirinya berpesan, agar para penggiat sosmed untuk bersama-sama menghentikan penyebaran Covid-19 dengan cara mematuhi protokol kesehatan.
“Kami ingin menegaskan bahwa pemerintah tidak sendiri. Kami juga ingin para milenial berkolaborasi mendukung Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk menangani Covid-19. Yakni melalui edukasi yang masif dan menangkal narasi hoax yang mudah sekali dikonsumsi masyarakat,” bebernya, tanpa menyebutkan berapa anggaran yang akan dikeluarkan untuk para Influencer tersebut. (muh)