SUKRA-Pesisir Pantai Utara Desa Ujunggebang, Kecamatan Sukra kritis digerus abrasi. Pemerintah desa setempat tak tinggal diam.
Menggandeng Komunitas Peduli Pesisir Eretan (KPPE), membuat sebuah proyek penanggulangan abrasi di kawasan wisata bahari pesisir Pantai Plentong. Menggunakan alat pemecah ombak (APO) sederhana. Memanfaatkan limbah ban sepeda motor bekas.
“Targetnya sepanjang 250 meter garis pantai Plentong dipasang APO. Sekarang sudah 150 meteran,” sebut Kuwu Desa Ujunggebang, H Kusnanto SE kepada Radar, akhir pekan lalu.
Dibutuhkan sebanyak 40 ribu ban bekas untuk memecah ombak yang mengarah kawasan pesisir pantai Plentong agar tidak terlalu besar. Belum termasuk puluhan kubik bambu sebagai penyangga.
Kuwu Kusnanto menyebut, setiap satu meter APO mengeluarkan biaya Rp1,5 juta. Selain untuk membeli material, juga upah bagi sebanyak 33 tenaga kerja. 8 Diantaranya tenaga ahli dari KPPE, sisanya sebagian besar adalah warga lokal.
Meski menelan biaya cukup besar, namun dinilai masih lebih kecil dibanding membangun breakwater atau tembok pantai sepanjang 150 meter yang menghabiskan anggaran hampir Rp5 miliar.
Di samping itu, APO dari ban bekas ini di rasa lebih awet dan kuat dalam menanggulangi ombak yang datang. Fungsinya juga sangat maksimal. Di samping nantinya, APO ban bekas sepanjang 250 meter itu akan dijadikan lokasi atau spot baru wisata Pantai Plentong.
“Buktinya sekarang, APO yang terpasang 150 meter itu, kini perlahan mulai muncul tanah timbul yang nantinya dimanfaatkan untuk perluasan area hutan mangrove. Dulunya dalam sampai 1 meter, sekarang tinggal semata kaki,” ungkapnya.
Menurutnya, inovasi ini menjadi solusi untuk menyelamatkan daratan. Di Pesisir Pantai Ujungebang, ancaman abrasi sangat nyata. Sudah ribuan hektare daratan tergerus oleh air laut dan diprediksi akan terus mengancam dimasa mendatang.
Sementara di sisi lain, bantuan dari pemerintah untuk membangun breakwater atau sejenisnya masih sangat terbatas. Bahkan yang sudah terbangun pun, kini kondisinya mulai rusak. (tim)