4 Kecamatan Terparah Kasus Diare

4 Kecamatan Terparah Kasus Diare
0 Komentar

 
SUMBER – Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta akses masyarakat terhadap sanitasi yang baik masih belum teraplikasi sempurna di Kabupaten Cirebon. Hal ini didasarkan pada masih tingginya angka kasus sejumlah penyakit yang timbul karena belum optimalnya penerapan PHBS dan sanitasi masyarakat yang masih buruk.
Salah satunya panyakit yang timbul karena hal tersebut adalah diare. Sering dipandang sebagai penyakit yang gampang sembuh, padahal pada beberapa kasus diare justru sangat berbahaya. Karena bisa mengakibatkan dehidrasi dan kekurangan cairan penyebab kematian.
Di Kabupaten Cirebon, angka kasus diare cukup tinggi. Pada tahun 2020 jika dihitung dari periode Januari hingga September saja, jumlah kasus yang muncul angkanya cukup tinggi yakni ada 12.352 kasus.
Kabid P2P Dinkes Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana kepada Radar menuturkan, masyarakat jangan menganggap remeh kasus penyakit diare. Meskipun terkesan sepele namun, penyakit ini pada titik tertentu bisa mengakibatkan kematian.
“Tahun 2020 sudah ada satu kasus meninggal karena diare. Rata-rata memang terjadi kepada anak-anak. Ini terjadi karena masih belum optimalnya penerapan PHBS dan lingkungan serta sanitasi yang masih buruk,” paparnya.
Namun demikian sambung Nanang, jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka kasus diare di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan yang cukup drastis. Pada tahun 2019 dengan periode yang sama setidaknya ada 18.518 kasus diare. “Tahun 2019 lebih tinggi angkanya. Untuk jumlah kasus yang meninggal juga sama ada satu kasus. Umumnya terjadi pada anak-anak,” terangnya.
Tingginya kasus diare tersebut menurut Nanang karena masih rendahnya desa-desa yang bebas open defection free (ODF) di Kabupaten Cirebon. Dua parameter ini memiliki keterkaitan yang cukup erat, di mana jumlah kasus diare selalu dipengaruhi jumlah desa yang sudah bebas ODF.
“Kalau angka bebas ODF-nya tinggi otomatis kasus diare ini turun. Ini berkaitan karena diare adalah penyakit yang timbul karena perilaku dan kondisi lingkungan termasuk di dalamnya kondisi sanitasinya,” bebernya.
Nanang menyebut saat ini ada beberapa wilayah yang jumlah kasus diarenya terbilang cukup tinggi. Hal ini terus ditekan dengan berbagai upaya agar jumlah kasus diare di wilayah-wilayah tersbeut berkurang. Empat wilayah dengan kasus diare tertinggi di Kabupaten Cirebon menurut Nanang terjadi di wilayah Gegesik, Babakan, Astanajapura dan Pangenan.

0 Komentar