GEMPOL – Pelayanan Perumda Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon kembali disoal. Pasalnya, selama tiga hari distribusi air ke pelanggan mati total (matot). Tidak mengalir. Kondisi itu, dikeluhkan sejumlah warga di Kecamatan Gempol. Karena kesulitan mendapat air bersih.
Warga Desa Kempek, Abdurrohim mengatakan, sudah tiga hari air PDAM mati. Masyarakat kelimpungan mendapat air bersih. Parahnya, tidak ada pemberitahuan ketika pelayanan terganggu. “Kondisi ini sering kali terjadi. Membuat warga resah, karena air adalah kebutuhan warga sehari-hari,” ujar Abdurrohim, kepada Radar, kemarin (12/10).
Menurutnya, untuk mendapat air bersih dirinya harus ngangsu air dari Sumur Kidul yang sudah tua dengan jarak lumayan jauh dari rumah, sekitar 300 meter.
“Ngangsu banyue lumayan adoh, numpak beca. (ngambil airnya jauh. Naik becak). Otomatis bayar. Kan naik becak,” kata pria yang akrab disapa Rohim itu.
Ketua Lembaga Study Daerah (Lesda) Kabupaten Cirebon itu mengungkapkan, matinya distribusi air bersih bukan hanya dirasakan oleh warga di Desa Kempek saja. Tapi di tujuh desa lainnya juga yang ada di Kecamatan Gempol.
Yakni, Desa Winong, Kedungbunder, Walahar, Gempol, Cikesual, Palimanan Barat dan Cupang. “Banyak teman yang tinggal di desa tersebut mengeluhkan matinya air PDAM,” tuturnya.
Yang disayangkan lagi, kata Rohim adalah, selain tidak ada pemberitahuan kepada masyarakat, tagihan atau pembayaran PDAM tetap saja tidak ada perubahan. Bahkan, harus membayar tepat waktu. “Ini pelayanan ngawur. Bikin kesel, dan emosi,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon Suharyadi SE MH mengakui ada gangguan perpipaan dalam distribusi air ke sejumlah pelanggan di Kecamatan Gempol seperi di Desa Kempek.
Gangguan tersebut karena terjadi kerusakan pipa transmisi diameter 350 mm. Dan, kini sudah diperbaiki lantaran pecah sendiri. Saat ini sedang proses normalisasi. Bahkan, sebagian distribusi air ke pelanggan sudah berjalan secara bertahap.
“Ada dua pipa yang pecah di dua titik di Desa Balad Kecamatan Dukupuntang. Dan statusnya emergency. Jadi tidak ada pemberitahuan. Kecuali perbaikan yang direncanakan,” kata Suharyadi.