CIREBON – Kapolres Cirebon Kota AKBP Syamsul Huda merespons adanya pengakuan penculikan dan intimidasi yang dialami sejumlah aktivis mahasiswa. Dia menginstruksikan tim dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) untuk menyelidikinya.
Namun, Syamsul mengaku hingga Selasa sore, belum ada pihak mahasiswa yang membuat laporan peristiwa intimidasi dan penculikan tersebut.
“Karena nggak ada laporan ke kita, saya tahunya dari koran tadi pagi (kemarin, red). Tapi, sudah saya perintahkan Kasatreskrim untuk lakukan penyelidikan,” ujar Kapolres di sela agenda pembukaan program BSMSS di Makodim 0614, Selasa (13/10).
Dia menegaskan, jika mungkin dari hasil tindak lanjut tersebut memang terbukti ada pihak-pihak yang melakukan perbuatan itu (intimidasi), pasti kepolisian akan melakukan penindakan.
“Makanya, secara proaktif nanti dari Reskrim akan melakukan inisiatif, menemui mahasiswa yang merasa diintimidasi tersebut,” tuturnya.
Terkait para demonstran yang sempat ditahan pasca aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh, Kamis 8 Oktober, Syamsul mengklaim semua (129) orang yang ditangkap, sudah dibebaskan dan dijemput keluarganya masing-masing.
Meski demikian, dia menyebut, jika kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap 15 orang, yang sewaktu-waktu bisa berubah statusnya. “Nanti yang 15 orang ini akan dilihat pasal pidananya seperti apa, dari proses pemeriksaan lebih lanjut,” bebernya.
Terkait dua orang demonstran yang kedapatan positif narkoba dari hasil tes urin acak, Kapolres mengaku belum bisa menindaknya lebih lanjut. Karena hasil tes urin tersebut tidak disertai dengan barang bukti narkobanya.
“Yang 2 orang positif narkoba kemarin, 1 masih di bawah umur. Tapi, karena mereka hanya tes urin saja tanpa ada BB yang melekat, maka dilakukan pembinaan saja,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasca aksi unjuk rasa penolakan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja di Kota Cirebon, sejumlah aktivis mahasiswa mengaku sempat diteror orang tak dikenal. Bahkan, di antaranya diculik dan dibuntuti saat pulang ke rumah. Sehingga, mereka terpaksa mengungsi sementara ke luar Kota Cirebon (Kuningan) selama beberapa hari.
Tindakan tersebut dialami sejumlah aktivis mahasiswa dari organisasi Barisan Aksi Solidaritas Mahasiswa Untuk Demokrasi (Basis). Salah satu anggota Basis, Friendy Oktan mengaku, usai aksi demonstrasi, Kamis malam dia diangkut oleh orang tak dikenal dengan mobil minibus, dan berputar-putar Kota Cirebon.