Setiaji menyatakan, penghargaan bukan hal terpenting dalam menangani Covid-19 di Jabar. Namun, penghargaan dapat menggambarkan bahwa inovasi Jabar dan teknologi yang dikembangkan sudah menyentuh ke akar persoalan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Bukan penghargaan atau piala yang dikejar, tetapi lebih kebermanfaatan bagi masyarakat. Tentu diharapkan ini dikembangkan lebih luas lagi bukan hanya untuk Covid-19,” ucapnya.
“Kami juga sudah menerapkan kaidah-kaidah secara internasional dan riset sesuai dengan yang dilakukan di negara lain juga,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pikobar masuk Top 21 Inovasi Pelayanan Publik Penanganan Covid-19 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Kementerian PANRB sendiri menghimpun 1.204 inovasi dari tujuh kluster instansi. Rinciannya, 141 inovasi dari kementerian/lembaga, 168 inovasi dari pemerintah provinsi, 403 inovasi dari pemerintah kabupaten, 200 inovasi dari pemerintah kota, 98 inovasi Perguruan Tinggi, 50 inovasi dari perusahaan swasta, dan 144 inovasi dari masyarakat sipil. (mid/rls)