Pihaknya menekankan jika pasien positif Covid-19 yang bisa mendapatkan akses fasilitas isolasi mandiri di hotel-hotel sebetulnya tidak sembarangan orang. Program ini, memang diprioritaskan untuk warga Kota Cirebon yang rumahnya atau kediamannya tidak memungkinkan bagi pasien tersebut, untuk mengisolasi mandiri.
“Tadi pagi kita juga kedatangan orang. Dia mengaku positif. Tapi warga Jakarta, mungkin salah persepsi. Dikiranya fasilitas ini disediakan untuk siapa saja. Walaupun warga Kota Cirebon, tapi kondisi kediamannya memungkinkan untuk tempat isolasi mandiri. Kita sarankan tidak di hotel,” ujarnya.
Sebab, yang menentukan pasien positif Covid-19 dapat menempati fasilitas isomantap adalah dari pihak puskesmas, berdasarkan hasil survei petugas puskesmas ke tempat tinggalnya.
Kemudian ada faktor lain yakni obat-obatan, itu dikeluarkan melalui resep medis yang dibuat oleh pihak puskesmas domisili pasien. Karena di hotel tempat isolasi, tidak sedia obat-obatan dan tidak berhak memberikan resep obat.
“Jadi pasien yang isolasi di hotel-hotel ini, mendapatkan obat antivirus, multivitamin, dan alat medis lain. Berdasarkan resep dari puskesmas domisilinya,” tuturnya. (azs)
Kesembuhan Tinggi, Ruang Isolasi Hotel Masih Banyak Kosong
