ARAGON – Valentino Rossi mengabarkan melalui Instagram bahwa dirinya positif terjangkit Covid-19, dan bakal melewatkan balapan di Aragon, akhir pekan ini. ”Sayangnya, pagi ini aku bangun dan merasa tidak baik. Tulangku sakit dan aku sedikit demam. Jadi, aku langsung memanggil dokter yang mengujiku dua kali,” tulis Rossi lewat fitur IG Story.
”Hasil tes cepat PCR menunjukkan negatif, seperti tes yang aku jalani pada Selasa (13/10). Tapi tes kedua, yang hasilnya dikirimkan ke aku pukul 16:00 sore ini, sayangnya positif. Aku sangat kecewa bahwa aku akan melewatkan balapan di Aragon,” terangnya.
”Aku ingin optimistis dan percaya diri, tapi aku kira seri kedua di Aragon akan tidak mungkin juga buat aku. Ini kenyataannya, dan aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengubah situasi ini. Aku sekarang akan mengikuti saran medis, dan aku harap bisa segera merasa baik,” imbuhnya.
Yamaha mengonfirmasi Rossi kembali ke rumahnya di Tavulia, Italia setelah Grand Prix Prancis dan kondisinya akan dimonitor oleh staf medis tim tersebut. Pembalap tim Monster Energy Yamaha itu sebelumnya telah mengalami rentetan gagal finis di tiga balapan terakhir yang membuatnya terlempar ke peringkat 13 klasemen dengan jarak 57 poin dari Fabio Quartararo di puncak.
Tim Monster Energy Yamaha lewat keterangan resmi mengkonfirmasi hal tersebut dan menjelaskan kronologi sebelum sang juara dunia sembilan kali itu mendapati hasil tes positif. ”Ini kabar yang sangat buruk bagi Valentino dan kabar yang sangat buruk bagi tim Monster Energy Yamaha. Juga untuk semua fans MotoGP di seluruh dunia,” kata Managing Director, Lin Jarvis.
”Yang pertama dan terpenting, kami berharap Valentino tidak akan terlalu menderita dalam beberapa hari mendatang dan akan pulih sepenuhnya dalam waktu sesingkat mungkin,” imbuhnya.
Sebelumnya, Project Leader Sumi-san dan lima engineer Yamaha absen di Le Mans setelah satu anggota tim positif Covid-19, meski tidak menunjukkan gejala. ”Dua insiden ini mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa berhati-hati Anda, risikonya selalu ada. Seperti yang kita lihat dengan meningkatnya jumlah infeksi di Eropa saat ini,” jelasnya.