Weekend, Tak Ada Jukir Non Tunai

Weekend, Tak Ada Jukir Non Tunai
Juru parkir pengganti menggunakan rompi jukir non tunai di Jl Pagongan, Minggu (18/10). Foto: Apridista Siti Ramdhani /Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Pemberlakuan sistem parkir non tunai di Jalan Pagongan perlu dioptimalkan. Bahkan telah diwacanakan untuk diberlakukan di ruas jalan lainnya. Sebab, dengan sistem ini, pembayaran langsung masuk ke kas daerah. Tidak lagi melalui sistem setoran berjenjang seperti yang selama ini diberlakukan.
Sayangnya, pemberlakuan sistem parkir non tunai masih perlu dioptimalkan. Pantauan Radar Cirebondi Jalan Pagongan, Minggu (18/10), juru parkir non tunai tak ditemukan.
Di ujung Jalan Pagongan, barulah ditemukan satu jukir yang berompi biru tersebut. Namun sangat disayangkan, pembayaran dengan scan QRIS tak bisa dilakukan.
Sutarno namanya. Juru pakrir yang ditemui dengan rompi biru tersebut mengaku hanya pengganti di saat akhir pekan. Namun ia tak diberikan tag QRIS untuk pembayaran non tunai. “Kebetulan orangnya sedang ada acara. Jadi saya dikontak untuk ganttin sementara,” kata Sutarno, kepada Radar Cirebon.
Saat menggantikan jukir non tunai, biasanya dia diberi tag QRIS. Namun kebetulan sekarang yang bersangkutan berhalangan ke lokasi dan tidak membawa fasilitas scan QR code itu.
Ia mengungkapkan, saat akhir pekan memang kerap kali jukir yang hadir terhitung jari. Baik yang melayani dengan tunai ataupun non tunai. Hal ini karena jumlah kendaraan yang parkir tak begitu banyak karena mayoritas toko tutup.
“Kalau Minggu sepi. Jarang juga yang bisa bayar non tunai. Kalau hari biasa semua masuk dan bisa bayar non tunai. Saya biasanya nawari non tunai kok,” ungkapnya.
Sementara itu, di waktu yang berbeda Tusono salah satu jukir non tunai di Jalan Pagongan mengungkapkan, pihaknya selalu mengedukasi dan menyosialisasikan masyarakat untuk membayar parkir non tunai.
Adapun pengendara yang menolak pembayaran parkir non tunai biasanya karena beberapa kendala. Seperti tidak memiliki aplikasi, kemdudian tidak memiliki saldo, atau bahkan jaringan yang dinilai terlalu lama.
Sehingga mereka kembali lebih memilih membayar dengan non tunai. Namun, Tusono yakin, lama kelamaan masyarakat juga akan terbiasa. Tak jarang ia juga kerap memberikan informasi pada pemilik kendaraan.
“Yang kurang sosialisasinya. Harusnya ada spanduk atau famplet atau ada rambu parkir non tunai,” tuturnya. (apr)

0 Komentar