BANDUNG – Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) 2020 memasuki tahap presentasi dan wawancara. Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar pun sudah memilih 32 inovasi terbaik. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, Pemda Provinsi Jabar intens berupaya menjadikan inovasi sebagai budaya.
“Kami ingin menjadikan inovasi ini sebuah budaya,” kata Setiawan saat membuka Tahapan Presentasi dan Wawancara TOP 32 KIJB 2020 via konferensi video di Jabar Command Center, Kota Bandung, Senin (19/10).
KIJB 2020 sendiri digelar untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif sebagai salah satu misi kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan wakilnya Uu Ruzhanul Ulum untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan daya saing daerah.
Selain itu, kata Setiawan, Pemda Provinsi Jabar ingin berkontribusi meningkatkan indeks inovasi Indonesia. Berdasarkan Global Inovation Index 2020, Indonesia menduduki peringkat ke-85.
“Jawa Barat ingin berkontribusi secara nasional. Jika Jabar berkontribusi terhadap inovasi, saya yakin akan mendongkrak nilai (indeks inovasi) nasional,” ucapnya.
Setiawan menyatakan, ada beberapa tantangan dalam membangun ekosistem inovasi dan riset. Mulai dari tata kelembagaan, keterlibatan swasta, sampai Sumber Daya Manusia (SDM).
Oleh karena itu, dalam KIJB 2020, Pemda Provinsi Jabar menetapkan inovasi yang dihadirkan harus menerapkan sejumlah prinsip. Di antaranya adalah beriorientasi pada kepentingan umum, peningkatan efisiensi, perbaikan kualitas pelayanan, memenuhi nilai kepatutan, dan terbuka.
“Mudah-mudahan dengan kreativitas orang-orang Jabar, yang kita bangun melalui inovasi daerah ini bisa terus meningkat,” kata Setiawan.
Kepala Biro Organisasi Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Asep Sukmana melaporkan, peserta KIJB tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
“Kalau tahun kemarin kita hanya di 100-an peserta, tahun ini 176 peserta. Ada 176 proposal yang masuk ke kami untuk dinilai,” kata Asep.
“Dari TOP 32 ini dan menurut saya juga ini kabupaten/kota sekarang yang masuk (ada) 13 kabupaten/kota. Kemudian dari Organisasi Perangkat Daerah ada 9. Mayoritas di kategori pemerintahan,” imbuhnya.
Asep mengatakan, inovasi yang masuk TOP 32 diseleksi secara ketat. Mulai dari administrasi sampai penilaian oleh tim penilai yang terdiri dari akademisi dan media. Ia memastikan, tim penilai memiliki kapabilitas yang mumpuni.