“Karena sempat desak-desakan, akhirnya pihak BRI menginstrusikan untuk koordinir saja. Ini supaya tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Jadi dikolektifkan 20 orang (20 KTP),” katanya.
Besaran bantuan tersebut, lanjutnya, ialah Rp2,4 juta. “Iya dapat segitu. Alhamdulillah buat nambah modal dagangan. Persyaratan pencairan bawa KTP, KK, lalu buat jaga-jaga saya sertakan foto dagang sayang,” kata Gatot pedagang sate ayam yang juga guru honor ini.
Senada dengan itu, Kulsum menuturkan, pihaknya sempat merasa pusing lantaran banyaknya orang untuk mengantre pencairan bantuan. “Namanya duit cuma-cuma. Apalagi nilainya 2,4 juta, yang menurutku gede. Yang mengantre untuk pencairan, jumlahnya ratusan sampai ribuan. Belum yang mengantarnya,” bebernya.
Pimpinan BRI Cabang Cirebon Kartini, Moh Harsono menyampaikan, setidaknya sejak pukul 06.00 WIB sudah terlihat antrean para UMKM yang ingin mencairkan Banpres. Kepadatan mulai terpecah sejak pukul 08.00 WIB. Harsono menjelaskan, BRI dalam program ini bertindak sebagai penyalur juga pengusul. Untuk penyalur sendiri, BRI perlu melakukan verifikasi data terlebih dahulu. Sehingga, masyarakat perlu menyertakan fotokopi dan KTP asli juga kelengkapan data seperti surat pernyataan tidak pernah mendapatkan bantuan, dan tidak punya pinjaman. Dan UMKM tersebut harus dipastikan bukan termasuk ASN atau pegawai BUMN.
“Prosedurnya, saat calon penerima bantuan diusulkan ke pemerintah pusat, kemudian mereka akan dibuatkan rekening BRI oleh pusat. Namun dananya diblokir. Setelah itu, mereka akan dapat SMS Blast dan mengecek ke BRI unit terdekat dengan alamatnya. Jika verifikasi sesuai, maka dana bisa dicairkan tanpa harus mengambil ke BRI Unit sebenarnya,” paparnya.
Untuk memperlancar pelayanan penyaluran BPUM, BRI Cabang Cirebon Kartini pun telah mempersiapkan tambahan petugas pengamanan, berkoordinasi dengan Kapolsek dan Koramil, membuat jadwal layanan per desa, memberikan penjelasan yang baik bagi penerima dan yang belum menerima, juga berkoordinasi dengan satgas Covid-19.
“Kami tetap memperhatikan protokol Covid-19. Sejak ada antrean, kami arahkan masyarakat dengan memberikan jadwal untuk verifikasi agar tak terjadi penumpukan,” ungkapnya.
Dari data yang ada, sebanyak 62 juta UMKM di Indonesia telah diajukan untuk mendapatkan bantuan ini. Di Kota Cirebon sendiri, jumlahnya mencapai 12 ribu. Bantuan senilai Rp2,4 juta ini pun, diharapkan dapat membantu para UMKM bangkit dan menggeliatkan kembali UMKM di tengah pandemi.