“Meski demikian, kami juga, tetap berupaya mencari tambahan air baku dari Bendung Rentang guna menetralisir air sungai yang terkontaminasi air laut yang masuk ke unit produksi WTP Kapetakan,” imbuhnya.
Tidak hanya di Kapetakan, kata Suharyadi, pelayanan di Cabang Losari juga sama. Sebab, air baku yang bersumber dari air permukaan Sungai Cisanggarung dan kemudian diolah melalui WTP guna melayani air bersih pelanggan di 18 desa yang tersebar di 4 kecamatan. Yakni Kecamatan Losari, Gebang, Babakan dan Pabuaran, berasa asin.
Namun demikian, saat ini kondisi kisdam atau bendungan sementara yang dibangun untuk mengantisipasi, belum selesai pembangunannya.
Sedangkan Bendung Karet Tawangsari dalam keadaan jebol atau rusak akibat arus pasang air laut yang menyebabkan air laut masuk ke saluran WTP dan air baku menjadi asin. Dampaknya penurunan kualitas air kepada pelanggan Cabang Losari.
“Dengan kondisi demikian kami telah berupaya membantu berkontribusi untuk perbaikan kisdam dengan memberikan sebanyak 4.000 karung pasir yang terbagi dalam 2 (dua) kali pengiriman,” paparnya.
Selain itu, lanjut Suharyadi, pihaknya juga menindaklanjuti dengan melayangkan Surat kepada Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Nomor 690/2257.Tk-Perumda.AM/X/2020, perihal Koordinasi Terkait Kondisi Bendung Tawangsari, yang juga ditembusi kepada Bupati Cirebon, TKPSDA Cimanuk-Cisanggarung, serta Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Jati.
“Di dalam surat itu, sudah termuat permohonan bantuan perbaikan kisdam agar dapat meminimalisir intrusi air laut,” tandasnya.
Sebagai antisipasi menetralisir air sungai yang terkontaminasi air laut yang masuk ke unit produksi WTP Tawangsari, Perumda Air Minum Tirta Jati tambah Suharyadi, tetap berupaya mencari tambahan air baku yang juga sudah termuat dalam surat.
“Dengan ini jajaran Direksi dan Manajemen Perumda Air Minum Tirta Jati meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pelanggan,” pungkasnya. (sam)