Budidaya Lebah Tanpa Sengat, Memiliki Nilai Tambah dan Tak Merepotkan  

Amar-Tohir
TANPA SENGAT: Amar Tohir, salah satu pemuda di Kuningan, memperlihatkan kepiawaiannya dalam membudidayakan lebah tanpa sengat, di masa pandemi Covid-19, kemarin. Foto: Mumuh Muhyiddin/Radar Kuningan
0 Komentar

Hobi beternak lebah juga bisa dikombinasikan dengan hobi bercocok tanam. Sejak memelihara lebah, ia juga mempelajari berbagai jenis tanaman baik bunga, buah maupun lainnya.
“Menyediakan pakan lebah juga menjadi hobi baru, lebah butuh vegetasi baik berupa tanaman buah-buahan maupun bunga sebagai pakan lebah. Selain tanaman yang sudah terdapat di lingkungan sekitar, sebaiknya melakukan rekayasa vegetasi dengan menanam tanaman yang berbunga tak kenal musim seperti Air Mata Pengantin (AMP) atau Bunga Matahari dan sejenisnya,” ungkapnya.
Amar menjelaskan, lebah membutuhkan nektar untuk bahan membuat madu, pollen atau serbuk sari bunga dibutuhkan untuk pakan lebah pekerja dan juga resin yang berasal dari getah pohon digunakan untuk membuat propolis yang nantinya akan berfungsi sebagai kantung madu dan pollen, juga pelindung sarang dari serangan hama seperti semut.
“Lebah Teuweul juga menghasilkan madu yang menurut penelitian memiliki khasiat yang lebih dibanding jenis lain. Meski sama-sama memiliki khasiat yang baik, madu yang dihasilkan lebah Teuweul mengandung sari pollen propolis yang digunakan sebagai kantung madu,” sebut pria yang kini menjadi warga Desa Bojong Kecamatan Kramatmulya itu.
Sedangkan untuk madu, kata dia, saat ini kebanyakan masih diperoleh dari alam. Madu dipanen dari dalam bambu yang lebahnya dipindahkan ke kotak budidaya. Untuk beberapa kotak lebah juga sudah menghasilkan madu.
Jenis Leaviceps, ungkap Amar, sangat sedikit memproduksi madu dibanding jenis lainnya. Sekitar 4-5 bulan menghasilkan 100-200 mililiter madu. Namun menurut keterangan yang ia dapat, madu yang dihasilkan oleh jenis ini kualitasnya sangat baik, karena kecil, bisa masuk kedalam bunga yang kecil sehingga nektar lebih majemuk.
Selain untuk konsumsi pribadi, hobi barunya ini juga memiliki nilai ekonomis. Setoples madu Teuweul murni berukuran 200ml dijual seharga Rp120 ribu.
Setelah memiliki puluhan stup atau kotak budidaya, selain menjual madunya, Amar juga menjual koloni dalam kotak tersebut bagi mereka yang ingin juga melakukan budidaya lebah tanpa sengat tersebut.
Dirinya pun senang berbagi ilmu terkait budidaya lebah. Jika ada yang berminat untuk budidaya, ia dengan senang hati berbagi ilmu dan pengalaman sesuai kapasitas yang dimilikinya.

0 Komentar