CIREBON – Kabar rotasi mutasi eselon III dan IV akan diumumkan Jumat (23/10) langsung direspons Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD).
Kepala BKPPD, Drs Anwar Sanusi SPd MSi menjelaskan, pembahasan rotasi mutasi eselon III dan IV sebenarnya sudah mulai dirintis. Saat ini tinggal dilaporkan ke walikota, dan berharap secepatnya. “Berharap cepat, tapi tergantung beliau,” kata Anwar, kepada Radar Cirebon, Selasa (20/10).
Pihaknyar juga belum bisa memastikan jumlah kursi yang terkena rotasi mutasi. Angka pastinya belum bisa dipastikan, karena dampak pergeserannya. Terkait informasi adanya rotasi mutasi pekan ini, kemungkinan besar di beberapa posisi tetap akan dijabat pelaksana tugas (plt). Mengingat ada pejabat eselon IV pensiun di awal November.
Disinggung tentang kursi camat ada yang kosong seperti Camat Pekalipan, pengisiannya juga masih diupayakan. Mengingat untuk posisi camat sesuai aturan mesti ada izin persetujuan gubernur. Bila izin ini lambat turun, kemungkinan camat dilantik menyusul.
Dan kemungkinan besar pengisian kursi jabatan camat tidak bersamaan pelantikan eselon III dan IV lainnya. Walikota juga sedang mengkaji sosok yang pas menjadi camat. Sebab, kriteria camat harus orang yang bisa menangkap aspirasi masyatakat. Juga mampu meneruskan kebijakan pemerintah. “Untuk camat pengajuan ke provinsi 3 nama tapi dipilih satu. Camat dilantiknya belakangan,” terangnya.
Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan ada pengisian di posisi camat lainnya. Tetapi masih enggan membeberkan camat mana saja.
Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH belum bersedia menjawab mengenai jadwal pelaksanaan mutasi. Namun, disampaikan bahwa belum adanya rotasi mutasi esleon III dan IV, karena masih dalam pembahasan. Apalagi cukup banyak nama-nama yang mesti dibahas dan butuh waktu untuk memprosesnya. “Masih proses, nanti akan kita umumkan kalau sudah selesai pembahasannya,” kata walikota.
Kekosongan jabatan di sejumlah posisi masih belum dapat tertanggulangi. Sampai Oktober, sudah terdapat 56 kursi kosong di jenjang eselon III, dan IV. Kondisi ini tidak terlepas dari promosi lewat open bidding maupun pejabat yang masuk usia pensiun.
Awalnya, walikota merencanakan pelantikan pejabat bersamaan dengan hasil seleksi open bidding. Sebab, pengisian jabatan kosong di eselon II secara otomatis membuat 4 posisi di eselon IIIa mengalami kekosongan.