Terapkan Pola Asuh Happy Parenting

Terapkan Pola Asuh Happy Parenting
dr Suci Saptyuni Permadi SpA
0 Komentar

CIREBON – Tumbuh kembang anak di tengah pandemi Covid-19 harus turut diperhatikan. Selain imunisasi yang tetap harus diperhatikan, kesabaran mendidik anak, harus terus terkontrol. Pola asuh Happy Parenting bisa diterapkan di tengah pandemi.
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ), dr Suci Saptyuni Permadi SpA menuturkan, dalam kondisi pandemi Covid-19, orang tua harus cerdas memberikan pola asuh pada anak. Parenting adalah sebuah seni. “Sudah seharusnya parenting dilakukan dengan senang hati dan gembira,” tuturnya.
Dalam kondisi pandemi, kata dia, tetap lakukan imunisasi pada anak dengan protkol kesehatan, memberikan nutrisi secara rutin, dan sabar menghadapi anak dengan kondisi saat ini. Banyak perubahan yang terjadi di tengah pandemi, terutama di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Orang tua harus berperan aktif dalam memberi informasi tentang kondisi pandemi saat ini pada anak. “Melalui video animasi dan media gambar, orang tua harus bisa memberi edukasi dan pengertian pada anak apa itu Covid-19. Serta bagaimana menghadapi pandemi,” terangnya.
Kebiasaan AKB seperti mengenakan masker, juga cuci tangan, harus mulai diterapkan pada anak. Caranya, dengan mencontohkan terlebih dahulu pada anak. Kemudian, dengan adanya sekolah daring, orang tua tidak boleh melupakan kebiasaan baik yang sebelumnya dilakukan. Seperti bangun pagi, beraktivitas belajar di pagi hari.
“Tetap lakukan aktivitas pagi, belajar daring, dan tetap biasakan mereka selayaknya sekolah biasa agar tetap menjadi kebiasaan baik,” ungkapnya.
Di tengah pandemi, waktu anak memang akan lebih lama menatap layar smartphone atau laptop. Namun, setelah pembelajaran daring, usahakan anak tak lagi menggunakan alatnya. Anak bisa beristirahat, seperti biasanya pulang sekolah.
Untuk anak remaja, usahakan tetap didampingi dan melalui kontrol orang tua saat mengikuti daring. Aktivitas mengenakan smartphone dan jaringan internet tentu akan lebih lama. Sehingga, harus dalam pemantauan orang tua. Berikan kebebasan berpendapat anak remaja karena di usia ini mereka sedang mencari jati diri. Jaga komunikasi yang baik. Jadilah lebih dekat dengan buah hati. “Terima pendapat, bebaskan ia berpendapat, dan jangan bersifat otoriter,” tukasnya. (apr)

0 Komentar