“Kita juga sedang melakukan upaya pemulihan ekosistem di lahan tersebut. Salah satunya, dengan upaya penanaman di wilayah bekas kebakaran,” tandasnya.
Hanya saja upaya penanaman di wilayah tersebut terhambat kondisi lahan karena banyak berbatu. “Caranya memang agak kompleks, kita perlu membuat media tanam tambahan, akibat kondisi lahan yang penuh bebatuan,” ucapnya.
Sementara Fire Boss Agus Yudantara mengutarakan bagaimana beratnya proses pembuatan embung air tersebut. “Jadi luar biasa ya, di tengah suhu udara siang yang panas begini, semua semangat bekerja. Saya salut,” pujinya.
Agus menambahkan, selain cuaca panas, bebatuan yang mesti digali dan dipindahkan pun amat keras. “Bila siang, cuaca panas dan bebatuannya keras. Mungkin kami akan genjot kerja selepas matahari sedikit redup hingga malam,” ujarnya.
Menyaksikan tantangan panas dan hamparan bebatuan keras, nampaknya pembuatan embung air swadaya itu bukanlah pekerjaan mudah. “Kalem aja, sedikit demi sedikit. Perlahan kita selesaikan. Ke depan, secara perlahan lokasi tersebut akan ditanami pepohonan supaya lebih rindang dan tak terlalu panas,” sebut salah seorang relawan. (ags)