CIREBON – Kondisi drainase tepi jalan di Kota Cirebon sebagian besar memerlukan normalisasi. Salah satu penyebabnya adalah sedimentasi yang cukup parah. Ada juga yang memang karena kerusakan.
Kepala Seksi Jaringan Primer Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon, Eko Budiyanto SE MM menjelaskan, drainase terdiri dari dua jenis, yakni drainase perkotaan dan drainase tepi jalan.
Drainase tepi jalan sendiri saat ini dinilai diperlukan normalisasi hampir 80 persen dari jumlah drainase yang ada di Kota Cirebon. Normalisasi ini baru dilakukan di tahun ini dengan pengerjaan pertama dilakukan di Siliwangi dan Kartini. “Total pengerjaan sendiri ditargetkan 120 hari, saat ini sudah berjalan kurang lebih 1 bulan,” kata Eko, kepada Radar Cirebon, Kamis (22/10).
Normalisasi ini dinilai perlu dilakukan karena mayoritas kondisi drainase tepi jalan yang ada di Kota Cirebon saat ini sudah dipenuhi dengan sedimen tanah. Endapan tesebut terkumpul dari pasir saat hujan, beberapa pasir yang ditarubh di pinggir jalan dan terbawa air hujan.
Kemudian tak sedikit juga berisi sampah yang mengendap. Sehingga jika hujan tiba tak ada tempat parkir air untuk masuk drainase. “Fungsi drainase pun tak bisa berjalan saat ini karena endapan tersebut,” ungkapnya.
Dengan turunnnya hujan ini, ditemukannlah air menggenang di beberapa ruas jalan. Sebut saja ruas Jalan Pemuda, Jl dr Cipto Mangunkusumo, Jl Ciremai Raya, dan Jl Rajawali yang menjadi langganan air yang menggenang kala hujan.
Fungsi drainase yang hilang lah akibat utamanya. Saat dicek pasca hujan, biasanya ditemukan banyak sampah di drainase. “Mirisnya sampah yang mengendap itu sampah botol dan plastik bekas minuman. Kami harap masyarakat juga bisa meningkatkan kembali kebersihan lingkungannya dan tak membuang sampah sembarangan,” katanya.
Di samping itu, usai dilakukan normalisasi, Eko berharap dilakukan pemeliharaan secara berkala agar drainase bisa berfungsi secara maksimal. Pemeliharaan berkala bisa dilakukan 3 hingga 6 bulan sekali.
Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH mengakui, drainase di Kota Cirebon memang banyak sedimentasi. Ancaman dan potensi bencana di wilayah Kota Cirebon saat penghujan adalah banjir dan genangan. Ditambah lagi melihat hasil pembongkaran trotoar, ternyata drainase di jalan-jalan protokol mengalami sedimentasi tinggi. Karenanya, secara bertahap perlu normalisasi drainase.