ASTANAJAPURA – Buntut mediasi warga Desa/Kecamatan Astanajapura dengan PT Charoen Pokphand pada Jumat (16/10) lalu yang berujung deadlock tanpa ada kesepakatan, membuat warga demonstrasi. Ratusan warga Desa Astanajapura melakukan aksi unjuk rasa. Warga menggeruduk PT Charoen Pokphand, Kamis (22/10). Ada tiga tuntutan warga terkait dengan CSR, tenaga kerja lokal, serta kemitraan PT Charoen Pokphand dengan warga.
Korlap aksi unjuk rasa, Saeful Bahri mengatakan, pihaknya bersama warga mendatangi PT Charoen Pokphand karena kecewa, mediasi tidak menemui kesepakatan. “Makanya sekarang kita melakukan unjuk rasa kepada PT Pokphand,” ujarnya.
Kesepakatan antara warga Astanajapura dengan PT Charoen Pokphand pada tahun 2017 lalu, tidak dilaksanakan sepenuhnya. “Kami hanya ingin menagih kesepakatan tahun 2017 yang realisasinya belum maksimal,” tegasnya.
Beberapa masalah yang belum direalisasi secara maksimal tersebut, yakni, pertama, tenaga kerja untuk lokal tertutup. Lalu, CSR tunai dan non tunai saat ini hanya non tunai saja yang dilaksanakan. “CSR yang tunai selama ini kemanakan? Untuk kemitraan putra daerah Desa Astanajapura itu susah sekali, dengan alasan tidak memenuhi standar. Nah, standar yang diinginkan Pokphand itu yang seperti apa?” ungkapnya.
Saeful mengungkapkan, sementara ini, CSR non tunai yakni pemberian telur. “Di sini (Desa Astanajapura) banyak yang perlu diperbaiki. Masjid sedang direnovasi, dan kita fokus kepada perbaikan CSR. Kita ingin agar CSR bisa diprioritaskan untuk renovasi masjid,” ujarnya.
Warga ditemui langsung oleh perwakilan PT Charoen Pokphand, dimediasi Kasat Intel Polresta Cirebon, Kompol Sudiro. Setelah dimediasi, akhirnya menemui kesepakatan, setelah adu argumen antara kedua belah pihak.
Perwakilan PT Charoen Pokphand, Jaedi mengatakan, pegawai di perusahaannya mencapai 92 persen warga lokal Cirebon. “51 persen dari sekitar Astanajapura, dan total berasal dari Kabupaten Cirebon (92 persen),” tuturnya.
Pihaknya sangat menyambut baik kesepakatan dengan perwakilan warga Desa Astanajapura. “Mudah-mudahan, ke depan bisa kembali terjalin kerja sama yang baik dengan warga,” kata dia.
Untuk kesepakatan kedua belah pihak, tenaga kerja lokal akan dibentuk komite bersama. Untuk CSR, pihak perusahaan dan warga sepakat untuk pembangunan masjid. Sedangkan untuk program kemitraan, perusahaan dan warga sepakat suplai jagung. (den)