CIREBON – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cirebon memperkirakan, terjadi peningkatan pergerakan orang dan juga kendaraan saat long weekend atau libur panjang, pekan mendatang. Masyarakat pun diimbau untuk menghindari aktivitas di luar rumah, mengingat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Kepala Dishub Kota Cirebon, Andi Armawan mengungkapkan, libur panjang yang mulai tanggal 28 Oktober sampai 1 November 2020, diperkirakan akan meningkatkan aktivitas orang di luar rumah. Hal tersebut dikhawatirkan bisa memicu penularan Covid-19 menjadi lebih luas lagi.
Di Kota Cirebon sendiri, pemerintah masih memberlakukan aturan pembatasan aktivitas hingga 31 Oktober mendatang. Kendati begitu, dirinya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai penularan Covid-19.
“Kami imbau sebaiknya masyarakat menghindari aktivitas di luar rumah. Lebih baik masyarakat tetap tinggal di rumah,” ungkapnya, Jumat (23/10).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, pihaknya tidak akan melakukan penutupan jalur menuju sejumlah objek wisata di Kota Cirebon. Namun demikian, di sejumlah jalur yang dinilai rawan kepadatan, petugas Dishub akan melakukan penjagaan.
Selain di sejumlah jalur yang rawan mengalami kepadatan. Penjagaan juga akan dilakukan di beberapa titik, terkait dengan pelaksanaan tradisi Maulid Nabi yang kemungkinan akan mendatangkan banyak orang. Khusunya saat dilangsungkannya puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, atau malam pelal. Penjagaan itu juga dilakukan bersama aparat gabungan.
“Kami sudah lakukan pendekatan dengan para sultan di Cirebon, agar tradisi muludan digelar secara sederhana dan tidak mengundang banyak orang,” lanjutnya.
Mempertimbangkan masih masifnya penularan Covid-19 di Kota Cirebon, dirinya meminta kepada masyarakat untuk tidak menganggap remeh keberadaan virus Covid-19. Apalagi menganggapnya tidak ada, sehingga mengabaikan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-harinya.
“Kami tidak ingin pada tanggal 28, 29, 30 atau pada saat long weekend ini masyarakat animonya sudah berwisata, pulang kampung, malah membuat permasalahan baru yaitu kluster rumah tangga ataupun permukiman,” tegasnya.
LOCKDOWN RSDGJ BERIMBAS
Sementara, penghentian sementara layanan di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati mengakibatkan sejumlah layanan lain terimbas. Baik itu layanan yang bersifat rujukan, maupun layanan pengetesan PCR dari swab test masal yang biasa dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes).