KUNINGAN–Kabar gembira kembali datang dari Ponpes Husnul Khotimah (HK) Kuningan yang beberapa hari ini menjadi perhatian publik. Sebanyak 388 santri di ponpes ini, telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Keterangan tersebut disampaikan Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Ponpes HK H Sanwani SH, kemarin (25/10). Pihaknya sangat bersyukur karena semakin banyak santri yang sembuh dari Covid-19, sehingga yang kini tersisa masih dalam proses penyembuhan hanya sebanyak 6 orang saja.
“Alhamdulillah, atas izin Allah dan kerja keras serta kerja sama semua pihak, mulai dari gadis atau tenaga medis, bagian pembinaan putra putri dan guru-guru di HK, hasil swab terakhir menunjukkan perkembangan yang signifikan,” kata Sanwani.
Data terakhir yang sembuh dari positif ke negatif, lanjut Sanwani, bertambah 112 orang. Total kesembuhan sejak awal yang berjumlah 145 orang, bertambah 131 orang, dan bertambah lagi sebanyak 112 orang, sehingga total yang sudah sembuh kini menjadi 388 orang.
“Jadi, sudah ada 388 yang sembuh. Sisa santri yang ada dan masih dalam proses penyembuhan ada 6 orang. Mereka masih menjalani karantina di asrama Mufassirin. Semoga dengan pemberian suplemen yang baik, penanganan yang integralistik, HK mampu melewati krisis Covid-19 dengan segera, sehingga angka Covid di HK bisa nol,” harapnya.
Dijelaskan, Selasa lalu (20/10), Satgas Covid-19 Pondok Pesantren Husnul Khotimah telah mengadakan tes swab ulang terhadap 118 santri yang dikarantina dan terindikasi positif Covid-19. Pihaknya sangat bersyukur ternyata hasil dari swab itu sudah keluar, dan hasilnya 112 dari 118 orang dinyatakan sembuh atau sudah negatif Covid-19.
Hasil swab ini disambut dengan ungkapan syukur kepada Allah SWT dari segenap Sivitas Akademika Ponpes Husnul Khotimah. Pihaknya berharap yang tersisa 6 orang dan saat ini masih dikarantina bisa segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT.
“Dari kasus Covid-19 di PPHK ini, kita dapat mengambil ibroh atau pelajaran. Bahwa pertama, Covid-19 ini adalah penyakit yang dapat disembuhkan atas izin Allah. Jangan terlalu panik atau paranoid ketika anggota keluarga ada yang terindikasi positif Covid-19,” pesan Sanwani.
Kemudian, kata Sanwani, jangan memberi stigma negatif terhadap orang atau lembaga yang terindikasi ada pasien Covid-19 dengan mengucilkan dan sebagainya.