CIREBON – Masyarakat Ciayumajakuning diminta waspada dengan potensi cuaca ekstrem yang terjadi pada Senin 26 Oktober 2020. Diprediksi, akan mengalami hujan lebat disertai angin kencang.
Forecaster BMKG Jatiwangi, Ahmad Fa Izyn saat dihubungi Radar meminta warga di Cirebon, Majalengka, dan Kuningan untuk meningkatkan kewaspadaan dan langkah antisipatif menghadapi potensi cuaca ekstrem.
“Berdasarkan prakiraan cuaca berdampak hujan lebat dari BMKG, ada potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem,” ujarnya, Minggu (25/10).
Ditambahkannya, ada beberapa penyebab terjadinya kondisi tersebut, di antaranya terjadi karena musim pancaroba. “Sekarang sedang musim pancaroba atau transisi dimana sudah mulai ada hujan, tapi tidak sering. Jumlah curah hujan kurang dari 150 mm/bulan,” imbuhnya.
Musim hujan sendiri, diprediksi akan mulai terjadi pada bulan November. Namun demikian, meskipun saat ini belum masuk musim hujan, faktor badai lanina turut membuat makin intensnya hujan yang turun.
“Hujannya saat ini, meskipun belum masuk musim hujan, hujan sudah sering terjadi. Sudah sering hampir terjadi tiap hari. Jumlah curah hujan di atas 150 mm/bulan. Ini karena faktor Lanina juga,” bebernya.
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Bandung meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan lebat dan cuaca buruk sepekan ke depan. Hal tersebut lantaran saat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang (moderate).
Selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.
Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0,5 C hingga -1,5C selama 70 hari terakhir diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.
“La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah. Ditambah pengaruh MJO, meningkatkan potensi hujan deras,” ungkap Kepala BMKG Kelas I Bandung, Tony Agus Wijaya, di Bandung, Minggu (25/10).