CIREBON – Wabah virus corona atau Covid-19 membuat rencana penataan Kampung wisata Seni Kanoman Utara dan Kampung Wisata Religi Berbasis Santri terpaksa ditunda. Harapan menjadikan dua kawasan tersebut sebagai magnet pertumbuhan ekonomi pun kandas.
Ketua Sanggar Seni Klapa Jajar, Elang Mamat Rachmat mengatakan, wabah corona membuat kehidupan masyarakat Kanoman cukup terguncang. Sebab, sektor pariwisata menjadi salah satunya yang terdampak.
“Kampung wisata ini memang menjadi harapan warga yang memang sehari harinya hidup dari sektor pariwisata. Selain itu kampung wisata juga diharapkan menjadi aset yang bisa berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat,” ujar Cak Mamat -sapaan akrabnya- kepada Radar Cirebon.
Selama pandemi pun, Sanggar Klapa Jajar tak banyak melakukan aktivitas. Padahal selain menjadi tempat latihan oleh para seniman, sanggar seni tersebut juga menjadi tempat bagi para wisatawan yang ingin mengetahui tradisi dan kesenian.
Sanggar seni yang berada di RW 10 Kanoman Utara ini memiliki setidaknya 200 murid yang berasal dari warga sekitar. Bagi warga, seni sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan.
“Terakhir disini ada pertunjukan tari topeng dan sintren untuk tamu yang datang. Yaitu dari DPRD Probolinggo. Itupun dilaksanakanya secara terbatas,” ungkapnya.
Meski demikian, ia memakluminya. Karena hal tersebut merupakan upaya dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid-19. “Ya memang kondisinya seperti ini. Harus kita terima,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Kanoman Utara menjadi salah satu kawasan yang mendapatkan hibah bantuan senilai Rp5 miliar dari pemerintah provinsi untuk pengembangan kawasan wisata untuk tahun anggaran 2020 ini.
Selain itu, pemerintah provinsi juga telah menyetujui pengembangan kawasan Kampung Arab dan Tionghoa di Panjunan serta kampung Wisata Batik Kriyan Barat untuk tahun anggaran 2021. Namun adanya pandemi, membuat pemerintah melakukan langkah refocusing anggaran dalam rangka penanganan pandemi. (awr)