Setelah persiapan beres, Rafli pun mulai berangkat menuju Jogja di tanggal 12 Oktober. Selama 5 hari ia bersepeda menuju Jogja. Setelah istirahat sejenak sambil menunggu sepeda Maia siap, di tanggal 20 Oktober, keduanya mulai berjalan menuju titik nol Sabang dari titik nol Jogjakarta.
Ini menjadi pengalaman pertama bagi Maia bersepeda dengan jarak jauh. Sebelumnya ia tak pernah bersepeda jarak jauh meski di sudah ber-traveling ke 28 negara. “Ini kali pertama, saya sangat excited. Sebelumnya paling saya hanya bersepeda sejauh 12 km,” terangnya.
Karena keduanya baru pertama kali melakukan perjalanan jauh dengan sepeda hingga lintas pulau. Maia dan Rafli tak menargetkan perjalanan ini harus selesai kapan.
Yang penting berjalan santai dan menikmati setiap perjalanan. Untuk jarak tempuh setiap harinya juga ditentukan berdasarkan cuaca. “Meski kami baru setiap harinya jumlah tempuh terus meningkat secara bertahap, untuk target kami nikmati saja perjalanan,” terang Rafli.
Sejauh ini, track Gringsing, tanjakan Alas Roban menjadi yang sulit bagi keduanya. Dan memang terkenal dengan sulit bagi pesepeda. Keduanya pun menyiapkan stamina sebelum melintasi kawasan ini dan memilih waktu sekitar pukul 15.00 WIB. Dengan pertimbangan posisi matahari yang tak begitu terik. “Tanjakannya sangat sulit, saya tak kuat di track ini,” ungkap Maia.
Membiasakan keberangkatan pagi setelah subuh, perjalanan bikepacking pun berakhir sebelum hari gelap setiap harinya. Diselingi dengan istirahat di waktu siang. Rata-rata jarak tempuh perhari 120 kilometer, namun berubah sesuai kondisi cuaca. Saat panas keduanya bisa tetap bersepeda, namun saat hujan, keduanya memilih untuk beristirahat sejenak.
Untuk mendokumentasikan perjalanan, Maia dan Rafli kerap membagikan keseruan di social media. Rupanya perjalanan ini banyak mendapatkan dukungan masyarakat. Tak jarang keduanya sudah ditunggu di setiap kota berikutnya yang disinggahi. Meski seringkali memilih menginap di lahan bebas seperti kebun atau di rumah kerabat.
“Di Klampok, Brebes kami akhirnya menemukan kebun dekat dengan rel kereta api, akhirnya tenda yang kami bawa bisa digunakan. Kami menginap di situ sebelum sampai Cirebon. Seru, pengalaman yang baru,” terang Maia.