Biaya Tambahan Umrah, Wait and See

Biaya Tambahan Umrah, Wait and See
Pengurus DPP Amphuri, Dede Muharam Lc saat berada di Arab Saudi beberapa waktu lalu. Foto: Dok Pribadi/Radar Cirebon
0 Komentar

CIREBON – Pemerintah Arab Saudi telah membuka perjalanan untuk jamaah umrah asal Indonesia. Setidaknya sebanyak 250 jamaah umrah, telah terbang ke Arab Saudi pada penerbangan pertama, Minggu (1/11) lalu.
Kebanyakan, jamaah yang berangkat merupakan pengurus dari asosiasi umrah dan haji plus. Pengurus DPP Asosiasi Muslim Pengusaha Haji dan Umrah Republik Indonesia  (Amphuri) Bidang Kerjasama Luar Negeri, H Dede Muharam Lc mengatakan, dibukanya kembali perjalanan umrah, memberikan harapan bagi umat islam seluruh dunia termasuk Indonesia.
Terlebih antusiasme masyarakat untuk berangkat umrah juga masih sangat tinggi. Namun, adanya pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan ibadah disesuaikan dengan protokol kesehatan.
Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan terkait hal tersebut. Diantaranya, sebelum terbang, calon jamaah umrah harus dipastikan bebas dari Covid-19. Calon jamaah diharuskan melakukan tes swab PCR terlebih dahulu. Syarat lainya adalah calon jamaah umrah yang berangkat berusia 18-50 tahun saja.
Pemerintah Arab Saudi juga baru mengizinkan Saudi Arabia Airlines sebagai maskapai untuk mengangkut calon jamaah umrah. Di mana kapasitas seat penumpangnya juga dibatasi. Calon jamaah juga diharuskan menjalani karantina selama 3 hari di Mekkah.
“Selama menjalani karantina jamaah tidak diperkenankan keluar hotel. Keluar hanya sampai lobby saja. Satu kamarnya juga maksimal diisi oleh 2 orang. Termasuk untuk mengurangi potensi kerumunan, jamaah juga langsung diberikan nasi kotak, tidak lagi makan secara perasmanan,” kata Dede, kepada Radar Cirebon, Senin (2/11).
Menurut Dede, adanya tambahan regulasi tersebut membuat biaya perjalanan umrah juga dipastikan akan naik. Biaya PCR, karantina, visa dan juga hotel atau penginapan merupakan komponen yang membutuhkan tambahan.
Estimasi biaya yang harus dikeluarkan jamaah bisa mencapai Rp30 juta untuk masa 10 hari. Namun demikian, hingga saat ini baik travel maupun vendor penyedia layanan haji di Arab Saudi belum memberikan ketetapan untuk sejumlah biaya tambahan.
Sampai sekarang masih simpang siur terkait biaya visa dan hotel. Rata-rata travel maupun provider penyedia visa masih melihat perkembangan untuk menentukan harga. “Kami juga masih menunggu harga yang fix dari mereka. Kalau harganya sudah fix, kita juga enak membicarakanya kepada jamaah,” ungkap Owner Salam Tour tersebut.

0 Komentar