“LPK Yuuki berdiri tahun 2018, hari ini kita berangkatkan empat tenaga perawat untuk bekerja sebagai tenaga medis di dua rumah sakit di Nagoya, Jepang. Insya Allah, setelah 10 bulan mereka menjalani pelatihan segala hal tentang Jepang, mulai dari bahasa, negara, budayanya, bisa menyesuaikan diri dan bekerja profesional mengikuti budaya kerja di sana,” ungkap Ajat.
Ajat mengatakan, pengalamannya sebagai pejabat pemerintah dan keinginan membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Kuningan, menjadi salah satu alasan Ajat untuk mendirikan lembaga pelatihan kerja tersebut. Dia berharap, dengan keberadaan lembaga ini bisa memberangkatkan para tenaga kerja asal Kuningan ke Jepang dan mendapatkan upah besar untuk mengangkat derajat kehidupan keluarganya.
“Saya ingin di masa pensiun saya ini bisa bermanfaat untuk masyarakat, makanya saya buat LPK Yuuki ini. Namun, di sini kami hanya menampung para calon tenaga kerja terampil agar mereka bisa bekerja sebagai tenaga ahli baik di rumah sakit maupun industri dengan penghasilan yang tinggi, bukan tenaga kasar seperti pembantu rumah tangga atau kuli bangunan,” ujar Ajat.
Memasuki tahun ketiga LPK Yuuki, kata Ajat, pihaknya mempunyai 120 anak didik calon tenaga terampil untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Jepang. Ajat menambahkan, di LPK Yuuki Indonesia memberikan pelatihan kerja untuk beberapa program di antaranya untuk bidang perawat rumah sakit, perawat lansia, pertanian, pengolahan makanan dan 14 bidang lainnya.
“Yang kami berangkatkan sekarang semuanya adalah tenaga medis. Namun kami juga menyiapkan calon tenaga kerja terampil untuk industri, insya Allah tahun depan akan ada utusan dari Jepang datang ke sini untuk perekrutan. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir sehingga penyaluran tenaga kerja Indonesia untuk ke luar negeri terutama Jepang bisa kembali normal,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu siswa pelatihan LPK Yuuki Gilang Pradika P (20) asal Desa Kertaungaran, Kecamatan Sindangagung, mengaku senang akhirnya bisa berangkat ke Jepang untuk bekerja sebagai tenaga medis di RS Nagoya. Gilang mengatakan, pelatihan selama 10 bulan di LPK Yuuki tentang bahasa, budaya dan sistem kerja di Jepang, telah cukup menjadi bekal untuknya menapaki dunia kerja di negeri sakura tersebut.