Industri rotan di Kabupaten Cirebon bangkit. Setidaknya, itulah pemandangan yang terasa saat Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto melepas konvoi ekspor furniture rotan dari Cirebon ke Pasar Global Rabu (5/11).
ANDRI WIGUNA-OKRI RIYANA, Radar Cirebon
PRODUK kerajinan rotan yang menjadi salah satu andalan Kabupaten Cirebon, sempat “mati suri” saat ekspor bahan baku rotan dibuka pada 2005 lalu. Padahal sebelumnya, industri rotan di Cirebon sangat Berjaya.
Setelah kran ekspor bahan baku rotan ditutup, industri rotan di Cirebon mulai bernyawa kembali. Namun, pandemi Covid-19 selama beberapa bulan terakhir, kembali membuat usaha kebanggaan Cirebon ini kelimpungan. Penyebabnya, negara tujuan ekspor melakukan lockdown.
Harapan mulai muncul, setelah sejumlah negara tujuan kembali normal. Ekspor pun menggeliat. Dari rencana 40 kontaionner kerajinan rotan yang akan dikirim ke luar negeri, lima di antaranya dilepas oleh Mendag di sela-sela kunjungannya ke Cirebon, kemarin.
“Sekarang kita lepas 5 kontainer dari total 40 kontainer yang akan dikirim ke sejumlah negara tujuan dengan nilai Rp5,3 miliar atau 360 ribu USD. Harapannya, ini bisa memberikan motivasi bagi eksportir-eksportir lainnya untuk tetap menjaga dan meningkatkan kualitas ekspornya agar tetap berdaya saing, meskipun di masa pandemi,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan Indoesia saat ini masih menduduki tiga besar negara eksportir kerajinan rotan setelah Tiongkok dan Vietnam. Saat ini, perluasan dan pengembangan pasar harus terus dilakukan, baik secara konvensional ataupun memanfaatkan banyak platform digital, baik melalui media sosial ataupun platform-platform media lainnya.
“Kita terus melakukan percepatan ekspor furniture rotan dengan terus menjaga kualitas dan melihat tren pasar dunia. Kita akan mendorong dan mendukung pemasaran produk yang alami dan ramah lingkungan,” katanya.
Terkait permintaan sejumlah pelaku usaha atau eksportir rotan di Kabupaten Cirebon, Agus menyebut Kemendag RI sebagai garda terdepan pemulihan perekonomian akan terus berusaha memfasilitasi semua kebutuhan pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor.
Dalam kesempatan tersebut, Agus beserta jajarannya juga memastikan pelaksanan program Trade Expo Indonesia (TEI) akan mulai digulirkan dari tanggal 10 November 2020 sampai 16 November 2020, dengan format digital atau virtual event. Dalam kegiatan tersebut, ratusan pelaku usaha akan dilibatkan.