Sementara itu Kasi Kesra Desa Linggasana Taopik Hidayat mengatakan, keberadaan bunga bangkai di Desa Linggasana adalah yang biasa terjadi setiap awal musim hujan seperti sekarang. Menurut Taopik, bunga tersebut sebenarnya masih satu famili dengan bunga bangkai raksasa yang kita kenal dengan sebutan bunga Raflesia Arnoldy.
“Hanya saja, ukuran bunga bangkai dari tanaman Suweg ini ukurannya lebih kecil. Diameter maksimal kelopak bunga ini sekitar 30 centimeter dan tingginya sekitar 40 centimeter saja. Berbeda dengan bunga Raflesia Arnoldy yang bisa mencapai tinggi lebih dari 2 meter,” ujar Taopik.
Dengan hadirnya belasan hingga puluhan bunga bangkai di Desa Linggasana, menurut Taopik, merupakan fenomena luar biasa dan menganggapnya biasa-biasa saja. “Oleh karena itu, kami dari pemerintah desa pun tidak memperlakukan keberadaan bunga bangkai mini ini secara istimewa. Bahkan kami tidak melarang warga untuk memotong bunga tersebut. Silakan saja, daripada mengganggu dan membuat tidak nyaman silakan di potong saja,” ujarnya. (*)