Meniti Jejak Romansa di Cirebon Mall (Hero)

cirebon-mall
Kondisi lantai dua Cirebon Mall setelah dikosongkan. Banyak material tak terpakai sisa aktivitas jual-beli dan hiburan. Foto: Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon
0 Komentar

Cirebon pernah punya tempat andalan untuk pacaran. Memadu asmara sambil nonton film layar lebar. Sungguh sayang, Bioskop 21 Cirebon Mall kini hanya menyisakan kenangan. Tak ada lagi tawa di pojok teater sambil berpegangan tangan. Kecup kening seraya tengok kiri-kanan.

MAL yang dibangun sejak tahun 1988 ini, memang sepi dibanding perbelanjaan modern sejenis yang baru bermunculan. Sebut saja CSB, Grage Mall, atau Grage City Mall. Padahal lokasinya tak kalah strategis. Yakni di Jl Syarif Abdul Rachman atau sekitar 70 meter dari gedung British American Tobacco (BAT). 200 meter dari obyek wisata Ade Irma Suryani. Jajanan kaki lima juga banyak berjajar di sekelilingnya.
Dari luar, Cirebon Mall atau yang lebih dikenal Hero ini, masih berdiri kokoh. Meski pamflet mal dengan luas tanah 12.000 meter persegi itu nampak berkarat dan kusam termakan usia.
Jika menggunakan kendaraan, pengunjung bisa langsung parkir di basement yang letaknya di depan pintu masuk utama. Yang kini tampak longgar antar kendaraan satu dan kendaraan lain. Maklum, pengunjung tak sebanyak dulu. Mayoritas tenant diisi oleh perlengkapan komputer.
Resmi dibuka tahun 1991, mal di bawah manajemen PT Trimanunggal Bahagia Lestari itu dikenal sebagai salah satu tempat perbelanjaan modern pertama di Cirebon yang serba ada. Setelah Toserba di Balong Indah Plaza dan Yogya Grand. Hero tak kalah lengkap. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, perlengkapan hingga hiburan. Tak heran jika menjadi rujukan masyarakat ekonomi menengah atas di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, kondisi itu mulai tergerus. Satu per satu tenant kenamaan mulai hengkang. Sebut saja Supermarket Hero, Bioskop 21, dan yang terakhir adalah Ramayana pada April 2020 lalu karena hantaman pandemi.
Hingga manajemen memutuskan untuk mengosongkan lantai dua. Di lantai itu juga, Bioskop 21 dan Ramayana sempat berjaya. Kini, tidak terlihat aktivitas. Hanya sisa material yang tak terurus. Rel kereta wahana anak-anak dibiarkan menggeletak. Begitu juga dengan pembatas dari kaca menuju ruang bioskop yang digembok. Lengkap dengan rantai besi yang menjuntai. Hanya ada bulir debu. Tanda lokasi itu lama tak terjamah.

0 Komentar