Seluruh penerangan dibiarkan padam. Pintu rolling door eks kios komputer nampak kusam. Sebagian rusak. Tak terlihat ada barang-barang berharga. Yang ada justru sunyi. Hanya pihak manajemen mal yang diperbolehkan ke lokasi ini.
Di sisi pintu utama menuju pemesanan tiket, ada lorong panjang menuju kantor pemasaran. Meski menaiki 27 anak tangga untuk sampai ke lokasi yang dijadikan kantor bersama tersebut. “Selain karyawan dilarang masuk,” tulis kalimat larangan yang ditempel di tembok, sebelum naik anak tangga pertama.
Selain perlengkapan sandang dan pangan, yang susah dilupakan dari ingatan adalah kehadiran Bioskop 21 pertama di Cirebon. Menambah saingan bioskop yang telah ada sebelumnya seperti Galaxy dan Paradise. Beroperasi sejak resmi dibuka tahun 1991, 21 resmi undur diri dari Cirebon Mall pada tahun 2012. Sewa tak lagi diteruskan. Itu, setelah dua tahun manajemen 21 melakukan peralihan teknologi dari analog ke digital. Tepatnya pada tahun 2010.
“Karena kondisi ekonomi dan kebutuhan peralatan yang investmentnya tinggi,” ujar Manager Cirebon Mall Yongky Hidayat, menjelaskan alasan 21 resmi ditutup.
Sebagai bioskop modern pertama, tak heran jika generasi 1980 hingga 2000 banyak menyimpan kenangan. Khususnya bersama kekasih. Itu, seiring dengan transformasi bioskop yang diakui Yongky tak banyak berubah. Satu teater memuat 100-150 kursi pengunjung. Lokasinya juga sama, masih di lantai dua. Awal beroperasi, bioskop dengan lima teater itu sempat melegenda berkat pertunjukan yang dinamakan: Midnight Show. Yaitu pemutaran film tengah malam tepat pukul 00.00 setiap malam minggu.
“Penonton sampai harus booking untuk dapat tempat duduk,” kata Yongky, yang mengawali karir di Cirebon Mall sejak tahun 1991 sebagai seorang staff marketing tersebut.
Lain dulu, lain sekarang. Awal pembukaan, tiket bioskop hanya dipatok Rp1.500-2.000 saja. Warkop DKI, Suzanna, dan Rhoma Irama sang raja dangdut, menjadi urutan film box office yang banyak dinanti. Untuk menginformasikan daftar film yang akan diputar, pengelola memasang pengumuman di sisi jalan atau sebelah timur gedung yang banyak dilalui orang. Mayoritas penontonnya muda-mudi status pacaran. Atau suami-istri yang belum memiliki buah hati. Sayang, tontonan tengah malam itu hanya bertahan enam tahun. 1997 Indonesia mengalami krisis moneter. Imbasnya Midnight Show ditiadakan.