Meniti Jejak Romansa di Cirebon Mall (Hero)

cirebon-mall
Kondisi lantai dua Cirebon Mall setelah dikosongkan. Banyak material tak terpakai sisa aktivitas jual-beli dan hiburan. Foto: Foto: Ade Gustiana/Radar Cirebon
0 Komentar

“Tahun 2000-an sangat marak pembajakan. Sehingga produsen film banyak yang komplain ke kami,” masih kata pria asal Kabupaten Kuningan itu.
Masih di tahun 2000 hingga 2005, pembajakan tak terelakkan. Tak hanya video dalam bentuk film, namun juga audio atau lagu-lagu yang sedang tren saat itu. Banyak pedagang compact disk (CD) bajakan di pinggir jalan di Kota Cirebon. Mengharuskan pembuat film memutar otak untuk meningkatkan keamanan. Salah satu caranya dengan memberikan password 5-10 menit sebelum pemutaran film dilakukan. Beda judul, tentunya beda password.
Untuk menyaring adegan yang tidak layak ditonton khususnya bagi anak-anak, dulu dilakukan oleh Badan Sensor Film (BSF). “Tidak diblur, tapi adegan itu langsung dipotong. Tapi diusahakan tidak memutus alur cerita,” ungkap Yongky.
Setelah lama “tidur”, Cirebon Mall direncanakan untuk dilakukan pengembangan. Konsep baru. Rencana itu ada sejak 2017. Detail Engineering Design (DED) pun telah rampung dibuat. Karena terkendala ekonomi yang lesu dan terbentur pandemi, inovasi ikut pupus. Namun apapun kondisinya, Cirebon Mall akan selalu terkenang. Dirindukan. Tapi tidak untuk tempat aman pegangan tangan bersama pacar, apalagi selingkuhan. (ade gustiana)

Laman:

1 2 3
0 Komentar